Sebagian besar ulama NU di Jatim memiliki jaringan di tingkat nasional. Baik itu pengikut maupun alumni ponpesnya yang tersebar secara nasional. ”Maka, setiap kali ada dinamika politik, tokoh-tokoh NU di Jatim selalu jadi sasaran pertanyaan. Banyak yang meminta pendapat,” kata Kacung.
Terkait dinamika saat ini, wakil rektor Unusa Surabaya itu tak menampik bahwa sikap ulama dan tokoh-tokoh NU di Jatim terbelah soal pilpres. Ada yang menyatakan mendukung paslon nomor urut 1, paslon 2, atau paslon 3. ”Meski berbeda sikap, toleransi masih terjaga dengan baik,” ucap Kacung.
Sebab, lanjut dia, selama ini suara NU di Jatim memang terpecah. Tidak hanya pilpres, soal partai pun tak sama. Warga NU telah melebur dan turut bergabung dengan beragam partai. (gih/wan/hen/c18/fal/jpg)