Masih Ada Desa Kebanjiran, Status Tanggap Darurat Kotim Diperpanjang

banjir di kota besi
BANTARAN SUNGAI: Salah satu desa di Kecamatan Kotabesi, Kabupaten Kotawaringin Timur terendam banjir akibat meluapnya Sungai Mentaya, Sabtu (17/9).

SAMPIT, radarsampit.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) memutuskan memperpanjang status tanggap darurat banjir sampai awal Oktober. Perpanjangan status tanggap darurat banjir didasari pertimbangan sejumlah desa di dua kecamatan yang terendam banjir.

“Status tanggap darurat banjir kami perpanjang lagi 14 hari ke depan sampai tanggal 3 Oktober 2022,” kata Rihel, Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Jumat (23/9).

Bacaan Lainnya

Banjir telah merendam puluhan desa di  Parenggean, Kotabesi, Mentaya Hulu, Antang Kalang, Telaga Antang, Bukit Santuai dan Cempaga Hulu. Banjir terjadi sejak tiga pekan lalu.

Pada pekan pertama, sejumlah desa dilaporkan surut dan tersisa 26 desa yang masih terendam. Pada minggu kedua dilaporkan tersisa 12 desa yang masih terendam banjir, dan pada minggu ini tercatat masih ada enam desa yang terendam banjir.

Baca Juga :  Dorong Laporkan ke Aparat Hukum Dugaan Pelanggaran Izin Retail Modern di Sampit

“Per Kamis (22/9) ada enam desa yang terendam di Kecamatan Parenggean dan Kecamatan Kotabesi. Per hari ini tinggal lima desa yang masih terendam banjir. Kami menerima laporan Desa Kabuau sudah surut, tinggal lima desa di Kecamatan Parenggean dan Desa Hanjalipan Kecamatan Kotabesi yang masih terendam banjir,” kata Rihel.

Seperti diberitakan sebelumnya, BPBD Kotim lebih dulu menerima laporan enam desa di Kecamatan Parenggean yang tergenang banjir. Namun, hingga pekan ketiga ini masih ada rumah warga di lima desa yang belum surut dari genangan banjir.

“Rumah warga yang terendam banjir dilima desa ini semua rumahnya berada di bantaran sungai yang memang setiap tahun langganan banjir. Sama seperti di Desa Hanjalipan, Kecamatan Kotabesi, sebagian besar warganya bermukim di pinggiran sungai yang lambat surut apalagi menerima banjir kiriman dari wilayah hulu,” katanya.

Desa Hanjalipan dikabarkan masih tergenang banjir diketinggian rata-rata 70 cm – 1 meter dari atas permukaan tanah. Lambannya banjir surut juga dapat dipengaruhi karena faktor pasang air laut dan intensitas curah hujan yang masih cukup tinggi.

Baca Juga :  Pilkades Serentak di Kotim Digelar 23 September

“BMKG memprediksi cuaca hujan masih cukup tinggi sampai Oktober. Mudah-mudahan saja tidak terjadi kejadian banjir susulan lagi dan perpanjangan status tanggap darurat banjir berakhir ditanggal 3 Oktober 2022,” katanya.



Pos terkait