”Dulunya seluruh ASN yang beragama islam dipotong gajinya sesuai pangkat golongannya yang disumbangkan untuk pembangunan masjid di Indonesia termasuk di Masjid Al Falah ini,” kata Fauzan Nurdin.
Sepanjang bangunan berdiri, Masjid Al Falah tetap terjaga keasliannya.
Tidak ada rehab atau renovasi bangunan terluar terkecuali mengganti lantai semen menjadi lantai marmer dan dinding menjadi keramik pada tahun 2002 lalu.
Sekitar dua tahun lalu dilakukan renovasi kedua dengan menambah teras keramik berukuran 17 meter persegi.
”Dari dulu sampai sekarang tidak banyak yang berubah. Memang ada beberapa jamaah yang memberikan masukan agar masjid ini di renovasi menggunakan bahan material yang lebih modern. Saya kurang setuju,karena masjid ini termasuk masjid tua yang punya nilai sejarah,” kata mantan ASN yang dipercaya menjadi pengurus selama 24 tahun ini.
”Selagi bangunan masih bagus, bangunan masjid lama tetap dipertahankan seperti atap plafon kayu bangkirai ini dari awal pendirian sampai sekarang masih awet dan kokoh. Memang terlihat kuno, tapi inilah seninya. Jika dirombak akan hilang nilai sejarahnya,” tambahnya.
Saat ini Fauzan bersama Pengurus Masjid Al Falah sedang merencanakan pengecoran semen pada halaman dan renovasi tempat wudhu laki-laki.
”Pengecoran semen di halaman masih berproses menunggu dana terkumpul. Alhamdulillah setiap salat Jumatan terkumpul Rp3 juta dari jemaah yang dikumpulkan di kotak amal. Saat ini yang sudah terkumpul dari dana swadaya Rp7 juta. Insya Allah setelah Lebaran, dana ini akan digunakan untuk merombak tempat wudhu laki-laki,” katanya.
Selain itu, di areal Masjid Al Falah juga terdapat bangunan Kantor Sekretariat Masjid Al Falah, Tempat Kursus Membaca yang sudah berjalan sejak tahun 2022, Aula Masjid Al Falah yang bisa disewakan untuk umum, dua unit rumah imam masjid dan bangunan TK Al Falah dan Tempat Pengajian Anak (TPA).
