Pendatang asal Banjarmasin berusia 52 tahun ini dahulunya membeli tanah pada tahun 2004 di Jalan Ir Juanda, tak jauh dari Masjid Jami yang sekarang menjadi rumah tingkat dua bergaya eropa klasik yang dibangunnya tahun 2010. Lantai satu dijadikan tempatnya berdagang bawang merah dan bawang putih yang dinamakan Toko Ali Bawang.
Selama 20 tahun tinggal d ilingkungan dekat Masjid Jami, membuatnya aktif menjadi jemaah, karena jarak rumahnya menuju masjid hanya sekian langkah.
”Walaupun saya tidak dilibatkan di pengurusan Masjid, saya merasa terpanggil untuk berkiprah dan aktif membantu setiap kegiatan di Masjid Jami. Sampai tahun 2023 lalu saya dipercaya menjadi Ketua Takmir Masjid Jami menggantikan Pak Said Alwi Hasan,” kata Ali Sadikin.
Lebih lanjut Ali mengatakan, pada 2005, Masjid Jami mulai membangun menara dengan ketinggian 30 meter dan menaikkan kubah menara pada 3 April 2007. Pada 2017, kubah masjid yang tadinya berbahan semen cukup berat, sepakat diganti dengan corak lebih modern dan aman, karena berbahan alumunium yang tidak seberat semen.
Sebelum diberi nama Masjid Jami Assalam, masyarakat hanya mengenal Masjid Jami Kota Sampit. ”Penambahan nama Asssalam itu baru sekitar dua tahun lalu saja, karena orang tahunya Masjid Jami, tapi kalau kita mencari di google ketika mengetik Masjid Jami, muncul ada banyak Masjid Jami. Makanya ditambah nama Assalam agar mudah dicari dan diingat,” kata Ali.
Saat ini Masjid Jami Assalam juga menjadi salah satu Masjid yang memiliki sosial media akun Facebook dan Instagram dengan nama Masjid Jami Assalam yang dikelola Ali sendiri.
”Masyarakat Kota Sampit ataupun dari luar bisa memantau aktivitas kegiatan di Masjid yang kami posting di akun Facebook dan Instagram Masjid Jami Assalam,” kata Ali.
Eksistensi Masjid Jami Assalam terus terjaga dengan mengedepankan pengembangan Masjid Jami demi menambah jumlah jemaah dan memberikan rasa nyaman dan aman bagi setiap jemaah yang singgah beribadah ke Masjid Jami.