Massa Nyaris Bentrok, Pemasangan Hinting Dihalangi PT Salonok

Para tokoh masyarakat adat tak diizinkan masuk oleh pihak PT SLM
RICUH : Para tokoh masyarakat adat tak diizinkan masuk oleh pihak PT SLM untuk memasang portal hinting, Kamis (24/3).

 SAMPIT – Sengketa lahan antara warga Desa Sembuluh II Kecamatan Danau Sembuluh, Kabupaten Seruyan, dengan PT Salonok Ladang Mas berujung panas. Masyarakat berupaya memasang portal hinting di pintu masuk pabrik, namun dihalangi satpam dan karyawan.

Pantauan Radar Sampit, puluhan satpam yang diperkirakan berjumlah 30-an orang dan karyawan di PT Salonok Ladang Mas Desa Sembuluh II Kecamatan Danau Sembuluh, Kabupaten Seruyan, memasang ‘benteng pertahanan’ tepat di gerbang masuk menuju PT SLM. Rencana pemasangan portal hinting adat tak berjalan mulus. Pihak perusahaan memberi sinyal penolakan dan tak memberikan izin masuk bagi lembaga adat.

Adu mulut sulit diredam. Situasi yang mencekam didukung dengan teriknya matahari yang menyengat sampai keubun-ubun Kamis (24/3) siang itu, semakin membuat dua pihak sulit mengendalikan emosi.  Dari sisi pihak perusahaan, puluhan karyawan PT SLM mengacungkan tulisan “Jangan buat kami jadi pengangguran” dan “Jangan pecahkan piring nasi kami”. Tulisan itu di pylox warna hitam di atas papan triplex sebagai tanda bahwa karyawan merasa terusik.

Baca Juga :  Lebih Agresif saat Musim Kawin

Rencana pemasangan hinting pun berlangsung alot. Selama 1,5 jam puluhan massa yang berjumlah sekitar 500an orang menunggu tanpa kejelasan. Jumlah massa itu terdiri dari Barisan Pertahanan Masyarakat Adat Dayak (Batamad) Kotim berjumlah 50 anggota, Batamad Seruyan 46 anggota dan ditambah Batamad Kalteng 4 anggota, Damang Kepala Adat Kecamatan Danau Sembuluh dan ratusan tokoh adat.

“Tolong tenang semua, izinkan saya berbicara, kedatangan kami kemari bukan untuk memancing keributan, kami ini hanya ingin membantu memperjuangkan hak masyarakat. Kami tidak bermaksud memusuhi perusahaan, perusahaan itu mitra kerja pemerintah, masyarakat juga bekerja disini, jangan saling bentrok, kita hanya ingin menjunjung harkat dan martabat suku dayak supaya masyarakat adat dayak mendapatkan haknya,” kata Sri Mulyanti, Ketua Kordinator Lapangan Batamad Provinsi Kalteng sekaligus sebagai komandan satuan tugas dalam kegiatan pemasangan hinting adat.



Pos terkait