Melihat Budidaya Maggot di SMAN 1 Kurun

Siasati Mahalnya Pakan Ikan, Kurangi Beban hingga 50 Persen

Melihat Budidaya Maggot di SMAN 1 Kurun
BUDIDAYA: Kepala SMAN 1 Kurun Batuah menunjukkan budidaya maggot yang dikembangkan di sekolah tersebut. (ARHAM SAID/RADAR SAMPIT)

Budidaya ikan tidak hanya dilakukan di kalangan masyarakat, tetapi sudah merambah ke sekolah. Seperti yang dilakukan SMAN 1 Kurun. Namun, dalam budidaya itu ada kendala yang dihadapi, yakni mahalnya harga pakan ikan. Sekolah pun mencari cara untuk menyiasatinya.

ARHAM SAID, Kuala Kurun

Bacaan Lainnya

Dengan harga pakan ikan yang mahal sekitar Rp 380 ribu per sak, mengakibatkan situasi menjadi sulit dalam budidaya ikan. Untuk menekan biaya pengeluaran dari pembelian pakan, sekolah mulai mencari informasi di media sosial (medsos) dan Youtube mengenai alternatif pakan yang lebih murah, namun tidak kalah bergizi bagi ikan.

Setelah melihat berbagai referensi, ternyata ada alternatif lain untuk pakan ikan, yakni maggot atau larva lalat jenis Black Soldiers Fly (BSF). Berawal dari situ, mulai dipelajari proses budidaya, dengan didukung Guru Kimia SMAN 1 Kurun, Yasik, yang mau berbagi ilmu. Yasik sebelumnya pernah menjadi pelaku budidaya maggot.

Baca Juga :  Korban Kelotok Terbalik di Pulang Pisau Ditemukan Meninggal

”Maggot menjadi salah satu alternatif solusi terhadap masalah harga pakan yang mahal. Maggot mengandung protein 36-43 persen, yang juga bisa diberikan untuk makanan ikan, ayam, dan unggas. Dengan budidaya maggot, mengurangi beban biaya untuk pakan ikan hingga 50 persen,” kata Kepala SMAN 1 Kurun Batuah, Rabu (2/3).

Budidaya maggot di SMAN 1 Kurun terbilang baru. Perencanaannya pada Oktober-Desember, namun baru terealisasi Januari 2022. Awalnya sekolah mempersiapkan sarana dan prasarana, seperti balok dan papan bekas untuk membuat kotak tempat budidaya, memberi air di bawah tiang kotak agar semut dan tikus tidak masuk, membawa kotak di ruangan tertutup, membuat jaring untuk indukan maggot, dan membeli telur maggot.

”Kami juga mempersiapkan makanan maggot dari bahan organik, baik bekas sayuran, nasi, dan bangkai ayam yang telah mati. Maggot merupakan salah satu pengurai tercepat terhadap sampah organik rumah tangga, yang tentu akan membantu pemerintah dalam menangani masalah sampah,” ujarnya.

Dalam budidaya maggot, kesulitan yang dihadapi adalah pemberian pakan sampah organik. Untuk menyiasatinya, satu minggu sekali peserta didik diminta membawa sampah organik dari rumah, seperti bekas sayur, sisik ikan, dan bekas nasi, yang nantinya akan difermentasikan.



Pos terkait