Melihat Kondisi PPM Sampit yang Kian Meredup (2)

Plafon Bocor, Gelap-gelapan saat Listrik Padam, Parkir Kurang Luas

boks
DISEWAKAN: Salah satu kios di kawasan PPM Sampit yang disewakan pemiliknya. (Heny/Radar Sampit)

Kurangnya lahan parkir di Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit menjadi salah satu sebab pengunjung enggan singgah. Belum lagi bangunan yang kini semakin tua, tak terawat, dan penerangan alakadarnya, membuat bangunan tak semenarik dulu.

HENY, Sampit | radarsampit.com

Bacaan Lainnya

Tak terasa bangunan Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit sudah menginjak usia 19 tahun. Bangunan bertingkat dua yang dulunya didirikan tahun 2004 pada zaman pemerintahan Wahyudi Kaspul Anwar Bupati Kotim Periode 2000-2010 kini tak banyak mengalami perubahan. Yang ada semakin tua, semakin tak terawat.

Satu per satu kios mulai menutup diri. Bukan karena tak ingin berdagang, melainkan karena pesatnya perkembangan zaman dan berkembangnya teknologi masa kini merubah roda perekonomian pedagang semakin merosot. Segala sesuatunya bisa diperoleh dengan mudah secara daring. Hal itu berpengaruh terhadap pola konsumerisme masyarakat dan berdampak terhadap penjualan di pasar konvensional.

Baca Juga :  Melihat Isi SOP Kegiatan Hajatan di tengah Pandemi Covid-19

Seperti yang terjadi di PPM, jika dulu pasar ini menjadi primadona dan kebanggaan masyarakat Kotim, sekarang pasar harus bersaing dengan banyaknya pertumbuhan ritel modern.

Penelusuran Radar Sampit, puluhan kios yang diperkirakan jumlahnya lebih dari seratus kios di lantai dua tertutup rapat menggunakan rolling door. Belum jelas apakah karena pedagangnya libur atau benar-benar sudah gulung tikar, karena tak mampu bertahan menyesuaikan perkembangan zaman.

Di setiap rolling door yang tertutup banyak ditemukan tulisan kios dijual hingga disewakan. Setiap sudut, terutama di lantai dua juga terlihat kumuh dan tak terawat. Lantai satu dan dua nampak kotor, retak bahkan ada yang sudah usang. Begitu pula dilantai tiga yang dijadikan area terbuka yang dicordak terlihat berlumut.

Pedagang menyadari bangunan yang sempat menjadi pusat perbelanjaan satu-satunya ini harus dapat berbenah terutama pembenahan bangunan fisik, sistem dan inovasi lain yang dapat menarik pengunjung.

Faktanya, bagian atap plafon yang sudah bertahun-tahun bocor dikeluhkan pedagang tak juga diperbaiki. Setiap hujan deras, selasar di lantai satu dan dua pada titik tertentu kerap tempias.



Pos terkait