Lebih lanjut dikatakan, konsep pasar wisata juga tidak hanya memberikan suguhan spot swafoto, tetapi lebih dari itu. ”Kami ingin menggandeng pengelola kelotok untuk membangkitkan wisata air dengan berbagai macam paket wisata dan berusaha menggandeng elemen masyarakat untuk membangkitkan pasar terapung setiap Sabtu-Minggu, pagi dan sore untuk semakin meramaikan pasar,” ujarnya.
Di samping itu, lahan yang selama ini dijadikan sebagai area parkir bisa dimanfaatkan sebagai konsep pasar kulinery lampion. Setiap pedagang kuliner berkostum nyentrik untuk menarik minat masyarakat berkunjung.
”Kita berkaca di Kota Jogja, Malioboro. Bukan berarti PPM tidak bisa. Perputaran perekonomian pedagang PPM takkan terputus, karena PPM selalu hidup siang dan malam,” ujarnya.
Pedagang PPM berharap pasar tradisional tak lagi dipandang sebelah mata dan terkesan kumuh, tetapi diubah menjadi pasar tradisional modern berkonsep wisata.
”Tak ada lain yang kami minta. Kami hanya ingin PPM bisa bangkit dan ramai kembali. Inilah usulan kami para pedagang di sini. Semoga aspirasi kami yang sudah bertahun-tahun kami usulkan ini segera didengar pemerintah dan pemerintah bisa bantu kami wujudkan mimpi menjadikan PPM pasar wisata,” katanya. (***/hgn)
