Memastikan Keterlibatan Masyarakat Adat dalam Membangun Budaya di IKN 

Bangun Mental Masyarakat, Budaya Lokal Jadi Penopang

budaya dayak
BUDAYA: Penampilan Seni Tutur asal Kalimantan Tengah pada Puncak Festival Harmoni Budaya Nusantara (FHBN) di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Sabtu (7/9/2024). (ANTARA/LINTANG BUDIYANTI PRAMESWARI)

Dalam perkembangannya nanti, Sekolah Laboratorium Pancasila akan menampung aspirasi dari masyarakat adat, sekaligus membantu sekolah dalam menerapkan nilai-nilai karakter bangsa bagi peserta didik.

Memudahkan sekolah dalam upaya mencegahan degradasi moral pada peserta didik, seperti perundungan, intoleransi, kekerasan seksual, dan perilaku negatif lainnya.

Bacaan Lainnya

Ke-30 sekolah tersebut juga akan membantu sekolah dalam mengoptimalkan pemahaman pelestarian lingkungan hidup pada peserta didik, serta membantu sekolah dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada peserta didik.

Dukungan

Dukungan pemerintah kepada masyarakat adat diwujudkan dengan tidak membangun budaya baru di IKN, tetapi mengoptimalkan budaya-budaya lokal yang sudah ada dari daerah penyangga kawasan.

Ibu Kota Nusantara hadir kepada masyarakat sebagai perwujudan dari berbagai budaya-budaya di daerah untuk ditumbuhkan dan disebarluaskan secara masif, sehingga mampu mendukung peningkatan perekonomian masyarakat dan menarik lebih banyak investasi.

Pemerintah bertekad bahwa di IKN tidak akan menghadirkan budaya baru, melainkan merawat yang sudah ada dan mengakar kuat di masyarakat.

Baca Juga :  Usulkan Jakarta Jadi Ibu Kota Legislasi, DPR Tak Ingin Pindah ke IKN?

Festival Harmoni Budaya Nusantara menjadi salah satu bukti bagaimana pemerintah menempatkan budaya-budaya lokal yang ada sebagai penopang IKN. Karena itu, dalam perspektif mental masyarakat juga harus dijamin dan dibangun.

Bagi pemerintah, ada lima mental yang harus tumbuh dan dibangun dalam masyarakat. Pertama, mental melayani, yang salah satunya dapat diwujudkan melalui gerakan vokasi untuk meningkatkan kemandirian masyarakat.

Kedua, mental mandiri, yakni untuk melayani Indonesia yang memiliki semangat mandiri dalam konteks ekonomi maupun sosial budaya, dan tidak mudah terpengaruh budaya luar, dengan tetap mempertahankan kekuatan dan kearifan lokal.

Ketiga, sikap bersih yang menjadi salah satu indikator keberhasilan kemajuan suatu bangsa. Artinya, bersih dari mental korupsi dan kecurangan-kecurangan lainnya.

Keempat, yakni semangat persatuan sebagai bangsa yang majemuk dalam perbedaan atau bhinneka tunggal ika, melalui sikap terbuka untuk menerima dan menyambut para pendatang baru dengan berbagai perbedaan yang dibawa.



Pos terkait