Memburu Rupiah dari Fosil Hiu Purba

Gigi Megalodon Sepanjang 17 Sentimeter Pernah Dihargai Rp40 Juta

butuh kesabaran bekas galian dibawa dengan troli untuk dicek apakah ada fosil gigi megalodon
PERLU KESABARAN: Bekas galian dibawa dengan troli untuk dicek apakah ada fosil gigi megalodon. (IMAM HUSEIN/JAWA POS)

Pengaruh pergerakan lempeng tektonik (subduksi) kala itu juga memicu aktivitas vulkanis. Kondisi bumi yang tak stabil ini diduga menjadi salah satu penyebab si raja lautan itu punah.

Sejak 2019, mencari fosil gigi si hiu purba itu ladang mata pencaharian baru bagi sebagian warga Surade. Mereka berbondong-bondong menggali tanah dan bebatuan. Kadang meraup untung, tapi sering juga buntung.

Nasib seperti dipertaruhkan dalam setiap bongkahan batu dan lapisan tanah. ”Baru dapat satu. Kecil sekali,” kata seorang penggali kepada Obot.

Baru tiga hari mereka memulai proyek penggalian di atas bukit di kawasan Surade. Hanya gigi megalodon yang mereka cari. Kalau menemukan kerang-kerangan, akan diabaikan saja.

Meski kerang yang ditemukan termasuk fosil purba, ”bos” –semacam pembeli hasil perburuan– hanya meminta gigi. Sebab, hanya fosil berkilau dengan pinggiran tajam mirip pisau itu yang laku dijual.

”Kalau dulu, tiga tahun lalu, dapatnya gampang,” ucap Warang, salah seorang penggali, yang seperti Obot juga nama panggilan.

Tiap bos atau pembeli harus membentuk sekelompok penggali. Di atas bos masih ada pengepul yang berdasar informasi dari Obot berlokasi di Bandung.

Baca Juga :  Molor Lagi, Kontraktor Pembangunan Masjid Agung Dapat Masa Diperpanjang Lagi

”Saya pernah menemukan fosil gigi sepanjang 16 sentimeter. Satu fosil bisa belasan juta,” kenang Warang, lalu tertawa.

Menentukan mahal tidaknya fosil megalodon bukan dengan ditimbang. Namun, dari panjang gigi dan kemulusan ketika ditemukan. Fosil yang berkilat, tanpa cacat, dan berukuran di atas 10 sentimeter bakal dihargai tinggi.

Panjang 10 sentimeter di pasar lokal berharga Rp 3–5 juta per fosil. Di atas panjang itu, nilai nominalnya otomatis kian tinggi. Dari belasan juta hingga puluhan juta.

Bahkan, fosil dengan panjang 17 sentimeter pernah dihargai hingga Rp 40 juta. Tapi, itu dulu, di masa ”kejayaan”, kurun 2020–2021.

”Kalau sekarang, susah. Dapat satu saja untung-untungan,” ucap Warang.

Meski tak gampang, Warang dan kawan-kawannya mengaku tetap tertarik menjadi penggali fosil yang dikerjakan setelah menanam padi dan menunggu hasil panen.



Pos terkait