Menakar Kekuatan Finalis Liga Champions 2023

Sejarah 18 Tahun Silam Bisa Terulang

final liga champions

Istanbul menjadi saksi keberhasilan Liverpool bersama Rafael Benitez menumbangkan AC Milan yang bertanding di bawah arahan Carlo Ancelotti. Uniknya, partai puncak Liga Champions 2023, Minggu (11/6) di Stadion Olimpiade Ataturk Istanbul Turki mulai 02.00 WIB nanti,  merupakan duel tim Inggris bersama pelatih dari Spanyol versus klub Italia dengan pelatih asal Italia pula.

==============

Bacaan Lainnya

RadarSampit.Com-Pelatih Manchester City, Pep Guardiola tentu tidak ingin lagi mengulang kegagalan di final UCL bersama The Citizens, saat mereka takluk dari Chelsea pada musim 2020/2021 lalu. Apalagi, Guardiola mengakui bertemu situasi yang agak mirip dengan 2 tahun lalu.

Saat itu, City datang dengan tim yang lebih difavoritkan untuk menang. Di sisi lain, Guardiola kembali berjumpa tim yang memainkan skema pertahanan 3 bek tengah.

“Itu tidak sama tetapi kedua tim (Inter dan Chelsea) bermain dengan 5 [bek] di belakang. Chelsea juga defensif. Tapi mereka memiliki pola yang baik untuk menghukum kami. Saya tidak akan mengatakan itu serupa, tetapi beberapa hal memang demikian (mirip),” ucap Pep Guardiola jelang laga kontra Inter, seperti dilansir laman resmi Man City.

Baca Juga :  Kalteng Targetkan Enam Emas PON Aceh-Sumut, Bonus Uang hingga Rumah Menanti Atlet 

Meskipun demikian, Guardiola 2 tahun lalu tidak sama dengan sekarang. Bersama City, ia telah menerapkan transformasi gaya permainan. Juru taktik yang mempopulerkan filosofi bermain tiki-taka tersebut kini tidak lagi naif soal filosofi permainan menyerang.

Tak jarang, dia justru memilih strategi lebih pragmatis. Di laga perempat final UCL 2022/2023 kontra Bayern Munchen, misalnya, Guardiola tidak terlalu menekankan penguasaan bola. Dalam pertandingan 2 Leg, rerata penguasaan bola Man City bahkan di bawah Munchen.

Hasilnya, City unggul 3-0 di leg 1 dan seri 1-1 ketika bermain di kandang lawan. Hanya saja, Man City masih memiliki rerata ball possession relatif tinggi musim ini secara keseluruhan, tak jauh berbeda dari 2 tahun lalu (60,5% di 2020/2021 berbanding 60,6% di 2022/2023).

Adapun dalam segi pertahanan, yang menjadi pembeda ialah adanya peran John Stones dan Rodri sebagai double pivot di tengah garis pertahanan dan lini tengah. Pilihan untuk menyerang bagi Man City saat ini juga relatif lebih komplet. Dua tahun lalu, City tidak punya sosok target man. De Bruyne kala itu memainkan peran sebagai false nine. Kini, mereka punya predator haus gol: Erling Haaland. Bersama City, Haaland sudah mencetak 12 gol di Liga Champions 2022/2023, angka yang menjadikannya top skor sementara UCL musim ini.



Pos terkait