NANGA BULIK, radarsampit.com – Masyarakat pedalaman Kalimantan Tengah sejak dahulu sudah terbiasa menyimpan hasil panen padi di dalam lumbung untuk menjaga ketahanan pangan keluarga. Bahkan satu keluarga besar seringkali punya beberapa jurung’k (lumbung padi) yang diwariskan secara turun temurun.
“Lumbung atau jurung’k ini awalnya milik kakek kami. Isinya masih ada, padi peninggalan kakek nenek kami, usianya mungkin sudah puluhan tahun,” ucap Dolvi seraya menunjukkan lumbung padi milik keluarganya di Desa Kina Kecamatan Batang Kawa.
Saat ini ada satu lumbung yang padinya tidak pernah disentuh. Padi tetap disimpan sebagai barang peninggalan leluhur.
“Lumbung tersebut di turunkan kepada mamak ku, jadi seperti barang pusaka sudah padinya. Sudah puluhan tahun nyimpannya,” bebernya.
Mereka memiliki cukup banyak lumbung padi sehingga ada lumbung yang khusus untuk dimakan sehari-hari, dan ada yang disimpan. Setiap tahun keluarga mereka juga masih berbeladang, dan hasil panennya cukup bagus sehingga cukup untuk dimakan, tidak perlu sampai memakan padi warisan.
Lumbung-lumbung tersebut juga masih terjaga dan terpelihara hingga saat ini. Dari tiang, dinding hingga atap terbuat dari kayu ulin yang terkenal kuat, sehingga dapat diwariskan secara turun temurun ke anak cucu. Lumbung padi juga bagian dari simbol kekayaan bagi masyarakat dayak.
“Harapan kami masyarakat pedalaman, tolong lindungi para petani ladang. Karena berladang adalah kebudayaan turun temurun dan ini cara kami bertahan hidup,” harapnya. (mex/yit)