Mengenal dan Mencari Kopi Khas Seruyan, Komoditas yang Nyaris Punah

Bingung Cara Memasarkan, Digempur Sawit hingga Kian Ditinggalkan

Kopi Seruyan
PERLU DUKUNGAN: Salah satu produk lokal kopi khas Kabupaten Seruyan. (M RIFANI/RADAR SAMPIT)

Tanaman kopi akhir-akhir ini menjadi barang mahal yang akan dikembalikan kejayaan di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Munculnya salah satu produk kopi khas Seruyan yang kaya akan rempah-rempah dengan nilai historisnya, membuat minuman ini sangat khas produk lokal.

M RIFANI, Kuala Pembuang | radarsampit.com

Bacaan Lainnya

Tanaman kopi dulunya banyak ditemui di Kabupaten Seruyan. Namun, keberadaannya mulai hilang dan sulit dicari akibat beberapa faktor. Salah satunya tak tahu proses dan cara menjualnya.

Beberapa petani kopi terpaksa pindah profesi menjadi petani sawit yang dinilai lebih menjanjikan.

Tahmid, warga Seruyan yang masih menjaga tradisi membuat kopi khas nan otentik mulai berani memasarkan produknya. Kopi yang dia produksi memiliki banyak kreasi dalam penyajiannya. Bukan hanya sekadar menghangatkan tubuh, namun juga terdapat banyak berkhasiatnya.

Menurutnya, kopi yang memiliki cita rasa unik ini, sedikit berbeda dengan kopi umumnya yang biasa dipasarkan. Hasil perpaduan antara kopi, jahe, dan beras yang disangrai menggunakan dapur atang/dapur kayu api, sehingga tercipta kopi dengan citra rasa yang khas dan otentik.

Baca Juga :  Derita Wahyu Hidayat, Bocah Penderita Tumor Otot di Palangka Raya

Kendati demikian, Tahmid mengaku kebingungan cara memasarkan produknya. Segala macam cara sudah dilakukan. Mulai dari menitipkan ke outlet jualan oleh-oleh, hingga melalui digital (online) sudah dijalani.

”Memang sejauh ini kami kesulitan cara menjualnya saja. Sekarang masih mengandalkan lingkup sekitar. Seperti, Kuala Pembuang hingga Sampit saja,” katanya.

Proses mengolahan kopi miliknya dilakukan secara manual. Hal itu yang mengakibatkan rasa dan aroma yang dikeluarkan memiliki khas tersendiri. Ini juga menjadi alasan lamanya waktu produksi hingga siap saji.

”Kami memulai produksi kopi ini sudah lama, tapi mulai berani menjual baru sekarang saja. Dulu memang hanya dari ibu untuk konsumsi pribadi dan orang yang mau,” jelasnya.

Dia berharap bisa memasarkan produk kopi jahe borneo secara luas. Bukan hanya terpaku di Kuala Pembuang, tetapi bisa bersaing hingga keluar Kalimantan. Tentunya dengan mengandalkan keunikan yang bisa jadi daya saing.



Pos terkait