Bagi pencinta kopi, kopi jahe khas Seruyan dapat mencoba dengan membuatnya di rumah dan merasakan kehangatan kopi dengan sensasi rempah-rempah di dalamnya.
Adapun perkembangan tanaman kopi di Seruyan memang kian ditinggalkan. Informasi dihimpun Radar Sampit, sejumlah petani kopi beralih profesi membudidayakan kelapa sawit yang memang lebih menguntungkan.
Di Desa Tabiku, Kecamatan Seruyan Raya, dulunya juga terkenal memiliki komoditas kopi yang melimpah. Namun, beberapa petani mengaku sudah tidak lagi menggeluti usaha kopi karena bingung proses jual dan harga pasarnya.
Penjabat (Pj) Kepala Desa Tabiku Arif mengatakan, sampai saat ini melalui data dan profil desa tidak ada lagi masyarakat yang menanam kopi di wilayahnya. ”Sekarang di sini rata-rata pada menaman kelapa sawit,” ujarnya.
Tak putus harapan mencari komoditas kopi di Seruyan, akhirnya Radar Sampit menemukan kebun kopi di jalur transmigrasi unit 5, Kecamatan Seruyan Hilir Timur. Kebun ini menjadi satu-satunya yang masih bertahan di tengah serbuan kelapa sawit yang menyerang.
Kebun tersebut juga direncanakan menjadi penghasil produk kopi yang memang berasal dari Kuala Pembuang oleh Kelompok Usaha Masyarakat Adat (KUMA) Kuala Pembuang.
”Kebun yang baru kami temukan ini nantikan akan dirawat kembali dan akan memproduksi kopi yang berkualitas untuk siap dipasarkan,” kata Udin, salah satu anggota KUMA Kuala Pembuang. (***/ign)