Mengenal Lauk Fermentasi Khas Dayak dan Banjar yang Mampu Bertahan Lama

Wadi
KHAS: Wadi Ikan Tawar maupun wadi yang sudah menjadi masakan

Radarsampit.com – Melimpahnya air tawar yang mengaliri sungai-sungai besar di Pulau Kalimantan, membuat masyarakat Suku Dayak dan Banjar tidak pernah ketinggalan mengkonsumsi ikan air tawar sebagai lauk sehari-hari.

Seperti patin, karandang, jelawat hingga gabus. Berbagai olahan ikan pun berkembang turun temurun. Salah satunya adalah proses fermentasi ikan tradisional yaitu wadi.

Bacaan Lainnya

Wadi sering menjadi cadangan makanan warga asli lokal yang sedang disibukkan dengan kegiatan berladang atau memanen padi. Selain itu pengolahan ikan menjadi wadi merupakan bentuk kearifan lokal dalam menghadapi paceklik atau musim sepi ikan.

Warga yang tidak sempat berburu atau menangkap ikan tinggal mengeluarkan persediaan wadi yang mereka simpan di Balanai (guci, belanga).

Pengasinan atau proses fermentasi menjadi wadi berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri merugikan. Melalui cara ini, ikan tidak rusak membusuk meskipun disimpan dalam waktu relatif lama.

Proses pembuatan wadi ini pun terdokumentasikan dalam buku Maneser Panatau Tatu Hiang (Menyelami Kekayaan Leluhur) (2003). Buku yang disunting Nila Riwut tersebut didasarkan pada buku Kalimantan Memanggil serta Kalimantan Membangun karya Tjilik Riwut (1918-1987).

Baca Juga :  FBIM Hidupkan Jantung Kota Palangka Raya, Tingkatkan Denyut Pariwisata

Juga dilengkapi catatan harian, naskah, dan dokumen yang dikumpulkan Tjilik Riwut semasa hidup.

Menurut isi buku itu, bahan yang dicampurkan pada ikan yang digarami untuk dijadikan wadi bukanlah beras, melainkan padi. Padi tersebut disangrai hingga kering.

Pada kondisi masih panas, padi sangrai itu ditumbuk halus dan dicampurkan merata pada ikan yang digarami. Selanjutnya disimpan dalam balanga atau bambu tertutup rapat. Melalui cara ini, wadi disebutkan bisa tahan hingga setahun.

Bagi orang yang belum pernah menkonsumsi, mungkin akan merasa enggan dikarenakan aroma busuknya yang tajam. Beda halnya wadi ketika  sudah diolah menjadi sebuah masakan dengan resep khas Suku Dayak ataupun Banjar, akan  menghasilkan cita rasa yang khas dan nikmat.

Biasanya sebelum dimasak wadi akan direndam terlebih dahulu ,untuk mengurangi kadar garam. Setelah dipotong-potong wadi ditaburi irisan bawang putih dan bumbu khas sehingga ketika dimasak dengan cara digoreng, wadi akan menjadi harum dan menggugah selera.



Pos terkait