Mengenang Hamzah Haz, Mantan Wapres yang Tekun Menulis dan Pimpinan Partai Oposisi yang Loyal

Hamzah Haz
Jenazah almarhum Wakil Presiden ke-9 Hamzah Haz diusung pasukan militer untuk di makamkan dari Jalan Tegalan, Matraman, Jakarta, Rabu (24/7/2024). Wakil Presiden ke-9 Hamzah Haz wafat, Rabu pagi, pukul 09.30 WIB pada usia 84 tahun. FOTO : FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS

JAKARTA, radarsampit.com – Indonesia kembali ditinggal tokoh bangsa. Wakil Presiden ke-9 Hamzah Haz dinyatakan wafat, setelah sebelumnya terjatuh ketika akan menunaikan salat duha. Mantan pendamping Presiden Megawati Soekarnoputri itu kemudian dinyatakan wafat Rabu (24/7/2024) pagi, di usia 84 tahun.

Beberapa kenangan disampaikan untuk mengenang sosok politisi PPP itu. Rektor Universitas Paramadina Didik Rachbini memandang, sosok Hamzah Haz sebagai penjaga APBN pada medio 1990-2000-an.

Bacaan Lainnya

’’Tidak ada politisi yang tekun seperti Hamzah Haz dalam menulis masalah politik APBN ini di media massa pada akhir 1980-an dan tahun 1990-an. Tidak hanya menulis tetapi menekuninya dalam praktek kenegaraan dalam pembahasan-pembahasan di DPR dimana ia sekaligus sebagai pimpinan partai oposisi yang loyal,’’ ujar Didik.

Didik mencontohkan dengan krisis APBN 20 tahun yang lalu. Dalam kondisi itu, Hamzah turun gunung untuk ikut menyelesaikannya. ’’Pada pertengahan tahun 2000-an atau 2005 pro kontra kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) memuncak dan bisa mengarah ke krisis politiik,’’ imbuhnya.

Baca Juga :  Srikandi PLN Gelar Edukasi Ketenagalistrikan dan Pencegahan Stunting di Desa Danau Ganting

Ekonom senior itu melanjutkan, Hamzah yang juga menjadi Ketua Umum PPP, terlibat langsung dalam lobi-lobi untuk mengatasi krisis APBN sekaligus potensi krisis politik. Didik menyebut, subsidi kepada barang adalah pemborosan dan harus diganti menjadi subsidi kepada orang.

Sosok Hamzah disebutnya ikut mendinginkan suasana dan meskipun tidak populer kemudian menyetujui kenaikan harga BBM dengan alasan kenaikan tersebut sebagai pilihan rasional.

Kepergian Hamzah disebut Didik sebagai kehilangan figur penting dalam menjaga APBN.

’’Tidak ada lagi penjaga APBN seperti Hamzah Haz. APBN rusak pada sisi penerimaan, sekaligus lebih rusak pada sisi pengeluarannya. Selain rusak karena kesalahan politik dan kebijakan di pusat, APBN juga menjadi target korupsi dan bancakan yang masif di banyak daerah kabupaten/kota, propinsi serta di banyak kementrian dan lembaga negara,’’ tutur Didik.

Ucapan duka juga datang dari Presiden Joko Widodo yang datang langsung ke rumah duka.



Pos terkait