Ketua SSB Riak Renteng Tingang Hadi Saputra mengatakan, Festival Budaya Maneser Panatau Tatu Hiang ke-4 ini diisi dengan berbagai lomba. Diantaranya lomba tari garapan etnik kategori umum dan anak, karungut, sakepeng, manyipet, busana etnik dewasa dan anak, musik etnik, dan lomba seni fotografi. Festival ini mengangkat cerita-cerita rakyat atau legenda di Kalimantan Tengah, dengan tujuan menjaga warisan budaya leluhur.
”Respon peserta luar biasa, euforia peserta begitu terasa. Karena event yang ditungggu tunggu akhirnya tiba. Jumlah peserta sampai overload sehingga kami batasi. Festival hanya tiga hari, jadi waktunya sangat terbatas,” ujar Hadi.
Hadi juga menyampaikan terima kasih pemerintah provinsi, peserta festival seni budaya, semua pihak yang mendukung festival seni budaya. Terkhusus Hadi menyampaikan terima kasih kepada Enny Lukitaning Diah selaku pembina SSB Riak Renteng Tingang sejak tahun 2014 hingga sekarang.
”Sejak bertemu Bu Enny, kemajuan SSB Riak Renteng sangat pesat. Cita-cita beliau, mengangkat seni budaya Kalteng agar setara dengan perkembangan seni budaya di Bali. Perhatian Bu Enny terhadap seni budaya Kalteng luar biasa. Bu Enny juga mulai mendorong perusahaan perusahaan besar swasta untuk membina sanggar-sanggar seni di Kalteng,” ucap Birong .
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah Adiah Chandra Sari yang diwakili Kepala UPT Taman Budaya Wildae D Binti mengucapkan selamat ulang tahun kepada Sanggar Seni dan Budaya Riak Renteng Tingang yang ke-11. Dia juga mengapresiasi SSB Riak Renteng Tingang yang keempat kalinya menyelenggarakan event besar dengan melibatkan banyak sanggar seni budaya di Kalteng.
”Seni merupakan bagian dari budaya sebagai identitas suatu bangsa. Oleh sebab itu, sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk memelihara dan mengembangkan seni pertunjukan. Kami mengharapkan festival budaya ini mampu menghasilkan para seniman yang kreatif dan inovatif,” ucap Wilda