Menyaksikan Sepasang Suami Istri Lansia Menjadi Mualaf

Sempat Gugup, Dituntun Bupati Kotim Halikinnor Membaca Syahadat

Mualaf
MUALAF: Pasangan lansia Nasrun dan Rusiani (65) asal Desa Parit, bersama cucunya Jeny Zaskia, resmi masuk Islam. (HENY/RADAR SAMPIT)

Halikinnor mengatakan, pada dasarnya, setiap orang berhak untuk memeluk agama apa pun sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Tidak ada satu orang pun yang berhak memaksa orang lain untuk meyakini agama tertentu. Jika terjadi demikian, hal itu termasuk melanggar hak asasi manusia.

”Memutuskan menjadi mualaf itu ibaratkan kertas putih bersih dan ibarat bayi yang baru lahir tak berdosa. Maka, inilah salah satu keistimewaan menjadi mualaf,” katanya.

Bacaan Lainnya

Mualaf dalam bahasa Arab artinya sosok yang dilembutkan hatinya. Orang tersebut umumnya mendapat hidayah dari Allah SWT berupa perasaan batin yang bergejolak yang memiliki kecondongan untuk memeluk agama islam dan meninggalkan ajaran agama yang dianut sebelumnya.

Secara pengertian, mualaf merupakan seseorang yang imannya masih belum kokoh karena baru memeluk agama islam. Sehingga, seorang mualaf masih membutuhkan dukungan moral, penguatan pembelajaran agama islam dan dukungan sosial melalui pembagian zakat untuk mualaf.

Baca Juga :  Ada Upaya Pembungkaman Pro-Palestina di Media Sosial

Ustaz Sarifuddin yang juga hadir memberikan ceramah singkat selama tujuh menit memberikan nasihat kepada umat Islam, khususnya mualaf agar masuk Islam secara keseluruhan.

Dalam Quran Surah Al Baqarah Ayat 208 disebutkan, “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu,” kata Sarifuddin

Keseluruhan yang dimaksud artinya tidak cukup hanya mengucap kalimat syahadat tetapi juga menjalankan lima rukun islam.

”Syahadat itu baru permulaan, yang kedua mengerjakan salat lima waktu setiap hari, menunaikan zakat, berpuasa Ramadan, dan naik haji bagi yang mampu. Insya Allah kita doakan Pak Nasrun dan Ibu Rusiani bisa berangkat ibadah umrah,” ujarnya.

Sementara itu, Rusiani mengaku ada perasaan gugup saat dituntun membaca kalimat syahadat. Padahal, anak-anaknya di rumah sudah lebih dulu mengajarinya membaca syahadat dengan ucapan yang jelas dan benar.

”Tadi rasanya gugup. Setelah selesai baca syahadat, ada kelegaan di hati sudah sah memeluk agama Islam,” kata Rusiani, lansia kelahiran 12 Agustus 1959 ini.



Pos terkait