Merajut Keberagaman melalui Tari Kolosal  

12 tari kolosal
TARI KOLOSAL: Penampilan tari kolosal Pagelaran Rayantra, Indonesia Raya Nusantara, dalam peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan RI, di Stadion 29 November Sampit, Kamis (17/8/2023). (YUNI/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, radarsampit.com –  Tari kolosal bertema Bhinneka Tunggal Eka disuguhkan dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia di Stadion 29 November Sampit, Kamis (17/8). Tarian yang melibatkan 202 orang ini merupakan perpaduan  tari dari berbagai daerah di Indonesia.

Suksesnya penampilan tari kolosal tersebut tak lepas dari keterlibatan Ketua Bhayangkari Kotim Ririn Sarpani.  Istri Kapolres Kotim ingin  peringatan HUT kemerdekaan Republik Indonesia diisi dengan  atraksi kekayaan budaya negeri ini.

Bacaan Lainnya

“Yang utama untuk memperkenalkan kepada generasi muda akan aneka ragam budaya yang ada di Indonesia,” ujar Ririn.

Ririn juga turut ambil bagian dalam pertunjukan tari yang dinamakan Pagelaran Rayantra, Indonesia Raya Nusantara. Ada pesan yang disampaikan oleh para penampil dalam pertunjukan tersebut, yakni Bhinneka Tunggal Eka.

“Pesan tarian adalah persatuan dan kesatuan. Bhinneka Tunggal Eka sudah tergambar di awal hingga akhir tarian,” sebutnya.

Baca Juga :  Terancam 9 Bulan Penjara, Dua Oknum Pegawai Kecamatan Baamang Jadi Tersangka Perzinahan

Peserta tari melibatkan anak-anak dari anggota Polri, TNI, maupun masyarakat umum yang duduk di bangku PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA sederajat.  Selain itu, pihaknya juga melibatkan Persatuan Setia Hati Terate (PSHT) dan Taekwondo dari Polwan Polres Kotim.

Konsep awal untuk menggelar pertunjukan tari kolosal dengan mengusung tema keberagaman budaya di Indonesia baru muncul pada 1 Juli 2023. Atas dorongan dari masyarakat pula, dirinya menggunakan waktu yang ada tersebut dengan maksimal.

“Konsepnya itu setelah 1 Juli,  masyarakat meminta saya membuat pagelaran budaya yang juga melibatkan anak-anak. Dari situ saya membuat konsep ini, latihannya mulai dari Juli hingga Agustus ini, dengan menampilkan tarian dari seluruh Indonesia,  dari Sabang hingga Merauke, dari Papua sampai Aceh,” ungkapnya.

Ririn mengaku ada beberapa kendala yang dihadapinya, salah satunya aransemen lagu. Dia bahkan harus mendatangkan guru musik dari luar daerah.

“Kesulitan ada di aransemen lagu, jadi kami merekrut guru musik dari luar daerah dan saya sedikit membantu prosesnya jadi kami berkolaborasi disitu,” terangnya.



Pos terkait