Meraup Rupiah Dari Gula Merah Nipah di Desa Sebuai

Maksimalkan Potensi Desa, Jadi Jaminan Masa Depan bagi Warga

Tanaman Nipah
POTENSI DESA: Marijan saat menunjukkan nira yang disadap dari pohon nipah di Desa Sebuai, Kecamatan Kumai. (SYAMSUDIN/RADAR SAMPIT)

Pemasaran gula merah nipah, lanjut Tohari, telah dilakukan dengan baik. Produk ini mulai dikenal di pasar lokal dan mendapat respons positif dari konsumen. Selain rasa yang khas, gula merah nipah juga dianggap lebih sehat.

Menurut Tohari, keberhasilan kelompok SMS berpengaruh langsung pada kesejahteraan anggota.

Bacaan Lainnya

”Silakan tanya Pak Marijan sendiri. Dulu kerja menukang, sekarang dengan hasil gula merah nipah, tidak berat masukkan anaknya ke pondok pesantren dengan dana Rp7,5 Juta baru-baru ini,” kata Tohari.

Marijan juga mengamini apa yang disampaikan kepala desanya. Menurutnya, selain keuntungan ekonomi, produksi gula merah nipah juga membantu pelestarian lingkungan.

Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, masyarakat Sebuai pun berkomitmen untuk menjaga kelestarian nipah di desanya.

Mereka percaya dengan kerja sama yang baik, usaha ini tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memperkuat ikatan sosial antarwarga.

Baca Juga :  Ironi Kota Sampit, E-Parking PPM Tak Berfungsi Pengunjung dan Pedagang Malah Bersenang hati

Marijan bercerita, dari 50 rumpun nipah pihaknya bisa menghasilkan 40 liter, kemudian diolah menjadi gula merah.

Pengolahan gula merah dari nipah didampingi Lembaga Swadaya Masyarakat bernama Kaleka.

”Dengan semangat dan kerja keras, produksi gula merah nipah di Desa Sebuai harapan kami tidak hanya menjadi usaha yang menguntungkan, tetapi juga harapan bagi masa depan yang lebih baik bagi seluruh warga desa,” kata Marijan. (***/ign)

 

 

 



Pos terkait