SAMPIT, radarsampit.com – Momentum peringatan hari kemerdekaan RI ke-77 tahun belum bisa dinikmati seluruh rakyat. Praktik penjajahan masih terjadi dengan wujud lebih modern, yakni merampas hak masyarakat berupa barang subsidi, seperti bahan bakar minyak (BBM).
Praktik itu masih marak terjadi. Bahkan, meluas sampai pada pungutan yang memberatkan sebagian besar warga, terutama sopir truk yang kerap antre di SPBU. Lingkaran permainan tersebut terus bertahan selama bertahun-tahun, meski beberapa kali ditertibkan aparat berwenang.
Barang bersubsidi menjadi barang berharga yang menjadi incaran banyak orang. Solar termasuk BBM jenis tertentu (BJT) dengan cetane number (CN) 48. Harganya yang terjangkau sebesar Rp 5.150 inilah yang membuatnya masih diminati. Terutama oleh pengguna truk angkutan berat.
Informasi dihimpun Radar Sampit, setiap SPBU di Kota Sampit rata-rata dalam sebulan kedatangan 3-4 kali pasokan solar dari Pertamina ke setiap SPBU. Setiap kali datang dijatah 8.000 liter.
Ketua Fraksi Demokrat DPRD Kotim Sihol Perningotan Lumban Gaol menduga adanya permainan kotor antara SPBU dengan pihak-pihak lain dalam permainan BBM subsidi.
”Terus terang saja, kami menduga munculnya mafia BBM itu tidak lepas dari keterlibatan permainan antara SPBU dengan pihak lain. Siapa dia? Tentu orang yang berpengaruh untuk melindungi mafia BBM. Bisa pihak yang memiliki kewenangan dalam penindakan maupun orang yang memiliki kewenangan dalam pengawasan,” kata Lumban Gaol, Selasa (16/8).
Lumban Gaol menilai, kemunculan para mafia BBM di sekitar SPBU dapat terjadi karena kurangnya pengawasan. Menurutnya, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) lemah dalam hal pengawasan.
”Kami menilai pengawasan BPH Migas yang sangat lemah. Apabila persoalan ini berkelanjutan terus dan tidak ada penyelesaiannya, kami pantas dong menduga jangan-jangan biang keroknya ada di BPH Migas, karena sebagai lembaga yang menjalankan fungsi pengawasan, tetapi pengawasan itu tidak berjalan. Kita bisa melihat permainan kotor ini di hadapan mata tanpa ada yang berani menghentikan dan mengambil tindakan,” ujarnya.