MUI Imbau Ponpes Tampung Anak-Anak Palestina

solidaritas bela palestina
AKSI SOLIDARITAS: Ratusan massa bersatu menyerukan pembebasan Palestina di Bundaran Polres Kotim, Sampit, Jumat (10/11/2023). (FAHRY/RADAR SAMPIT)

JAKARTA, radarsampit.com – Inisiatif-inisiatif kemanusiaan yang ditawarkan Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gaza di Yordania dimatangkan di tanah air. Dalam silaturahmi Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dengan jajaran pengurus MUI di Jakarta, Jumat (14/6/2024), dibahas antara lain bagaimana pelaksanaan rencana membawa korban peperangan dari Jalur Gaza ke Jakarta.

Juga, rencana membawa anak-anak Palestina ke sini dengan skema khusus. Wakil Ketua MUI Marsudi Syuhud mengapresiasi pula sejumlah upaya bantuan untuk Gaza yang telah dilakukan pemerintah. Misalnya, pengerahan dua pesawat Hercules, pengiriman rumah sakit terapung, serta pendistribusian bantuan lewat skema air drop (diterjunkan dari udara).

Bacaan Lainnya

’’Soal anak-anak telantar dari Gaza diterima di pesantren-pesantren Indonesia, kami imbau kiai atau pengasuh ikut membantu,’’ katanya.

Terkait teknis pelaksanaannya, dia berharap ada kajian bersama. Melibatkan unsur pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengelola pondok pesantren (ponpes), dengan MUI serta ormas keagamaan terkait. Dengan begitu, kegiatan pendidikan anak-anak Gaza bisa berjalan dengan baik.

Baca Juga :  Rencana Oktoberfest di Palangka Raya Dinilai Lecehkan Budaya Lokal

Inisiatif menampung 1.000 anak-anak serta para ibu Palestina yang menjadi korban gempuran tiada henti Israel sejak Oktober tahun lalu itu pernah disampaikan secara terbuka oleh Khofifah Indar Parawansa di hadapan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto Jumat (7/6/2024) pekan lalu.

Tapi, tentang teknisnya, Khofifah, gubernur Jawa Timur (Jatim) 2019¬–2024 yang bakal maju lagi dalam pemilihan gubernur Jatim November nanti, menyerahkannya kepada pemerintah pusat.

Jatim merupakan provinsi dengan jumlah ponpes terbanyak kedua dengan 6.745 pesantren. Di bawah Jawa Barat dengan 12.121 ponpes dan di posisi ketiga Jawa Tengah dengan 5.084 ponpes.

Terkait dengan bahasa pengantar untuk pendidikan anak-anak Gaza, Marsudi meyakini tidak akan ada persoalan. Bahasa resmi di Palestina atau Gaza adalah Arab. Sementara itu, di Indonesia, banyak pesantren yang sangat kuat bahasa Arab-nya. Bahkan, bahasa Arab digunakan sebagai bahasa pengantar pendidikan sehari-hari.



Pos terkait