SAMPIT , RadarSampit.com– Perkelahian antar pelajar terjadi di SDN 2 Sawahan Jalan Cut Nyak Dien, Kelurahan Sawahan, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Jumat (10/6) pukul 09.30 WIB. Kejadian yang terekam kamera hand phone ini pun viral. Orang tua kedua murid dipanggil untuk mediasi damai.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar Sampit, dua perempuan yang terlibat pertikaian merupakan murid kelas 6 SD.
Kejadian tersebut bermula dari persoalan sepele. Salah seorang murid membuat gambar yang diduga menjelek-jelekkan murid lainnya. Merasa diejek, murid berjaket hitam menyerang murid lainnya di dalam kelas hingga tersungkur.
Dari video yang beredar, sejumlah murid lainnya berusaha melerai. Namun, perkelahian tak dapat dihindari. Video tersebut kemudian menyebar luas hingga sampai diketahui Dinas Pendidikan Kotim.
Pihak sekolah kemudian melakukan mediasi pada Sabtu (11/6) pukul 08.00 WIB. Mediasi dihadiri orang tua kedua murid yang bertikai, sejumlah murid yang menjadi saksi, pejabat Dinas Pendidikan Kotim, dan kepala sekolah.
Kepala Bidang Pembinaan SD Disdik Kotim Agus Wahyudi mengatakan, dari hasil mediasi, kedua pihak sepakat mengambil jalur damai. Namun, pihak korban meminta agar dilakukan acara tampung tawar sebagai bentuk mengucap syukur kepada Tuhan, mengharap berkah serta menolak bala atau musibah.
”Permasalahan ini sebenarnya hanya masalah sepele. Keduanya saling ejek karena membuat gambar yang mengecek salah satu siswa. Setelah mediasi, orang tua dari kedua belah pihak sepakat mengambil jalan damai secara kekeluargaan. Pihak korban tidak meminta uang dan hanya meminta agar dilakukan syukuran acara adat tampung tawar,” kata Agus Wahyudi, Sabtu (11/6).
Setelah mediasi selesai, Agus mengimbau pihak sekolah untuk memperketat pengawasan di sekolah agar perundungan tak kembali terjadi.
“SDN 2 Sawahan ini sekolah yang cukup baik. Pembelajaran agamanya juga aktif. Tapi, namanya anak-anak memiliki karakter yang berbeda-beda, belum begitu dewasa, saling ejek akhirnya emosi dan berkelahi. Saya juga sudah ingatkan para guru agar memperketat pengawasan agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” kata Agus Wahyudi.