SAMPIT, radarsampit.com – Pasangan Halikinnor-Irawati (Harati) kian dekat dengan ujung jalan perpisahan. Irawati dikabarkan intens berkomunikasi dengan Muhammad Rudini.
Ketua DPD PAN Kotim itu disebut-sebut bakal berpasangan dengan Irawati dalam Pilkada Kotim.
Sinyal akan berpasangannya Irawati dan Rudini telah beredar sebelumnya. Perpaduan antara politikus PDI Perjuangan dan PAN ini diyakini bakal menjadi pasangan ideal untuk menjadi kontestan Pilkada Kotim.
Meski namanya santer disebut, Irawati masih enggan berkomentar banyak. Dia hanya kembali menegaskan dirinya merupakan kader PDI Perjuangan. Karena itu, dia siap menerima penugasan partai apabila ditunjuk menjadi calon bupati ataupun wakil bupati.
”Saya sebagai kader PDI Perjuangan dan sudah 22 tahun ini jadi saya siap menerima dan melaksanakan perintah partai dalam kontestasi pilkada ini,” kata Irawati, Senin (5/8/2024).
Irawati menegaskan siap berpasangan dengan siapa pun dan di posisi apa pun, karena penugasan sebagai kader tidak boleh ditolak ataupun dibantah.
Dia juga mengaku sangat mencintai PDIP sebagai rumah besar baginya dalam berpolitik.
Posisinya sebagai Wakil Bupati Kotim saat ini juga berkat partai berlambang kepala banteng tersebut.
Sementara itu, terkait surat tugas yang dikantongi dari sejumlah partai, Irawati enggan mengungkapkannya.
Dia menyebutkan, semuanya akan terlihat saat pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kotim.
Sinyal Irawati akan maju bersama Rudini sebelumnya diembuskan Wakil Ketua DPD PAN Kotim M Kurniawan.
Menurutnya, Irawati merupakan salah satu figur yang popularitasnya tinggi dan masuk dalam kategori bakal calon yang dilirik. Pasangan Irawati-Rudini bisa saja tercipta dengan komunikasi dan koordinasi yang matang.
Kabar yang beredar, di balik munculnya pasangan Irawati-Rudini itu, disebut-sebut tak lepas dari peran Supian Hadi, mantan Bupati Kotim dua periode yang juga kakak kandung Irawati.
Pilihan pendamping Irawati jatuh pada Rudini, karena Ketua DPD PAN Kotim itu memiliki popularitas yang tinggi, hingga memiliki segmentasi pemilih yang militan.