Nelayan Kumai Kucing-kucingan Dengan Alam

Cuaca buruk di perairan laut Kumai mengakibatkan banyak nelayan di Pesisir Terpadu Bugam Raya urung melaut
URUNG MELAUT: Cuaca buruk di perairan laut Kumai mengakibatkan banyak nelayan di Pesisir Terpadu Bugam Raya urung melaut, kapal hanya sandar di pantai Kubu, beberapa waktu lalu. (ISTIMEWA/RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BUN – Kondisi cuaca ekstrem di perairan laut Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) membawa berkah bagi nelayan di pesisir terpadu Bugam Raya, Kecamatan Kumai, pasalnya hasil tangkapan justru melimpah ruah di musim cuaca buruk seperti saat ini.

Kendati potensi perikanan melimpah, nelayan tidak lantas mempertaruhkan keselamatan mereka, berbekal pengalaman secara turun temurun para nelayan ini mengamati kondisi cuaca berdasarkan gambaran alam sebelum melaut.

Mereka kucing-kucingan dengan alam saat melaut, bila berdasarkan petunjuk alam cuaca cerah mereka bergegas melaut, namun jarak tempuh mereka pangkas untuk mengantisipasi perubahan cuaca yang begitu cepat.

Warga Desa Teluk Bogam, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) Arifin menceritakan, hampir 90 persen warga desa mereka berprofesi sebagai nelayan. Meski cuaca buruk menghadang banyak di antara mereka yang nekat melaut.

“Mau bagaimana lagi, karena tuntutan kebutuhan ekonomi, sementara di musim Barat ini nelayan justru panen tangkapan,” ujarnya, Selasa (14/12).

Ia menyebut, untuk nelayan yang mencari Udang mereka melaut hingga jarak 7 mil dari pantai, dan untuk pencari kepiting tiga sampai tujuh mil laut, sementara yang menggunakan alat tangkap Bubu hanya beberapa ratus meter dari tepi pantai.

Baca Juga :  Penyelenggara Bazaar Begoyap Harus Ikuti Rekomendasi Satgas

Berdasarkan pengalamannya untuk mencapai tujuh mil laut, para nelayan hanya membutuhkan waktu selama satu jam, sehingga ketika cuaca tiba-tiba buruk mereka bisa langsung bergegas pulang.

Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan nelayan di Kubu yang memilih untuk tidak melaut di kondisi cuaca yang buruk.

“Angin kencang dan hujan terus mengguyur pesisir terutama pada sore hari, dan belum berani melaut, tetapi kalau cuma dekat Kubu saja atau di pinggir masih ada nelayan yang ke laut,” ungkap Kepa Desa Kubu, Saparudin.

Hal itu karena hampir mayoritas nelayan di Desa Kubu saat melaut hingga ke laut lepas, sehingga dengan kondisi seperti saat ini risikonya lebih besar.

Cuaca buruk berdampak pada ekonomi masyarakat, meski potensi melimpah tapi nelayan hanya berani mencari ikan di tepi laut, dan belum berani ke tengah. “Sangat berdampak dari sisi ekonomi, meski melimpah potensi ikannya tapi kalau cuaca buruk sangat berisiko,” pungkasnya



Pos terkait