Radarsampit.com – Sebagaimana namanya, agrowisata yang satu ini menawarkan ragam daya tarik yang bersumber dari buah berduri itu. Mulai deretan pohon salak dengan cita rasa buahnya yang khas, plus produk olahannya, hingga sederet wahana menarik lain.
Tidak sulit untuk mengunjungi destinasi yang terletak di Desa Wedi, Kecamatan Kapas, tersebut. Hanya dibutuhkan waktu 10 menit dari Terminal Rajekwesi di kawasan pusat kota Bojonegoro.
Begitu memasuki kawasan agrowisata itu, pengunjung bakal merasakan nuansa kawasan hutan salak. Sisi kiri-kanan sepanjang jalan desa dipenuhi tanaman berduri tersebut. Seluruhnya tertata begitu rapi.
Pemandangan berikutnya, para traveler dimanjakan dengan salak wedi yang disusun rapi oleh warga di sudut-sudut jalan. Para warga, mulai ibu-ibu hingga kakek-nenek, saling berlomba meraih hati para pengunjung untuk mencicipi buah andalan desa tersebut.
Sajian lebih berwarna bakal diperoleh para pengunjung begitu tiba di pusat agrowisata tersebut, yakni Kebun Raya Salak Wedi. Selain pemandangan pohon-pohon salak yang ditanam rapi di berbagai penjuru, sederet wahana bisa dinikmati para wisatawan.
Bagi yang ingin melepas lelah sejenak, wisatawan bisa singgah di aula yang disediakan. Bagi yang ingin membahagiakan putra-putrinya, ada wahana bermain anak yang bisa dinikmati.
Deretan homestay juga bisa dimanfaatkan para wisatawan yang ingin singgah lebih lama di agrowisata itu. Konsep bangunannya unik, berupa rumah kayu model lancip dengan jendela menghadap ladang warga.
Dan, tentu saja, sesuai dengan namanya, maskot utama agrowisata tersebut adalah salak wedi. Buah asli desa itu disebut-sebut memiliki cita rasa yang khas dibandingkan dengan buah salak pada umumnya. ’’(Sehingga) buah ini wajib dicicipi,” kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wedi Subkhan.
Salak wedi memiliki dua jenis rasa. Pertama, varietas menjalin yang memiliki ciri khas kulit kuning kecokelatan dan ukuran buah relatif sedang hingga kecil. Rasanya manis dan segar. Sementara itu, jenis kedua adalah varietas kebo.