Pansus Haji DPR Temukan 3000 Lebih Jemaah Berangkat Tanpa Antre

ketua panitia khusus (pansus) angket haji nusron wahid saat memi
Ketua Panitia Khusus (Pansus) Angket Haji Nusron Wahid saat memimpin Rapat Pansus Angket Haji di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (27/8/2024).Pansus Haji menghadikan Nasrullah sebagai saksi. Dalam pemeriksaan tersebut, Pansus bertanya mengenai pihak yang menandatangani memorandum of understanding (MoU) yang mengatur tentang kuota jemaah haji 2024. FOTO:MIFTAHUL HAYAT/JP

JAKARTA, radarsampit.com – Fakta baru terungkap saat pemeriksaan saksi-saksi dalam Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Haji. Kali ini, muncul temuan bahwa 3.000 lebih jemaah haji khusus bisa berangkat tanpa antre.

Ribuan jemaah haji khusus yang berangkat ke Tanah Suci tanpa antre itu adalah jemaah dengan masa tunggu nol tahun. Artinya, mereka berbeda dengan jemaah haji khusus lainnya yang harus menunggu. Saat ini rata-rata antrean haji khusus mencapai tujuh tahun.

Bacaan Lainnya

Selama dua hari, yakni sejak Selasa (27/8/2024) hingga Rabu (28/8/2024), Pansus Haji DPR membahas khusus isu penyerobotan itu. Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kemenag Jaja Jaelani dihadirkan untuk bersaksi.

Anggota Pansus Haji DPR Abdul Wachid mempertanyakan, mengapa bisa ada sekian banyak jemaah haji khusus yang baru mendaftar ternyata bisa langsung diberangkatkan. ’’Padahal, ada sekian banyak jemaah yang antre bertahun-tahun,’’ katanya.

Wakil Ketua Pansus Haji DPR Marwan Dasopang mengatakan, tidak mungkin Kemenag tidak mengetahui keberangkatan haji nol tahun itu. Pasalnya, sesuai dengan UU Haji dan Umrah, keberangkatan haji khusus dilaporkan ke Kemenag.

Baca Juga :  Belum Ada Penelitian Sahih, IDAI Larang ASI Bubuk

Bahkan, haji khusus adalah bagian dari kuota haji resmi pemerintah Indonesia. ’’Bagaimana bisa jemaah haji khusus yang baru mendaftar nol tahun bisa berangkat haji pada 2024 lalu,’’ kata Marwan.

Ketua Pansus Haji Nusron Wahid mempertanyakan alur penjelasan yang disampaikan Jaja. Di mana, urusan jemaah haji khusus yang bisa berangkat atau tidak, ada di sistem yang menjadi tanggung jawab Jaja.

Nusron mengkritik Kemenag yang tidak menghubungi secara langsung nama-nama jemaah haji khusus yang tidak melakukan pelunasan. Padahal, Kemenag mempunyai data lengkap jemaah tersebut.

Nusron kaget karena Kemenag malah meminta bantuan kepada travel haji khusus untuk mengecek ke masing-masing jemaah. ’’Padahal, sudah ada datanya. Manajemen Kemenag parah,’’ katanya.

Karena kalau lewat travel, terbuka peluang untuk melakukan kecurangan. Misalnya, jemaah yang tidak kunjung melunasi sengaja tidak dihubungi sampai batas akhir. Kemudian diisi jemaah haji lain. ’’Wajar kalau ada kecurigaan,’’ ujar Nusron.



Pos terkait