PANGKALAN BUN – Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Mikro (Diperindagkop dan UKM) Kotawaringin Barat terus memantau stok minyak goreng di pasaran sehingga tidak terjadi kelangkaan. Pengawasan bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mengantisipasi penimbunan minyak goreng.
Pantauan Radar Pangkalan Bun di sejumlah swalayan, sejumlah minyak goreng bermerk seperti Bimoli dan Sunco telah habis. Di Swalayan Borneo Pangkalan Bun Jalan HM Rafi’i hanya terdapat merek Fortune dengan harga Rp 14.000 per kemasan dan Marunting Rp 26 ribu per kemasan 1,5 liter dan stoknya juga terbatas.
Kemudian di swalayan Pelangi, minyak goreng jenis Bimoli tidak tersedia. Namun yakni Marunting kemasan 1 liter Rp 14. 000 dan kemasan 2 liter Rp 28 000. Jumlahnya juga masih banyak dan setiap pembeli tetap dibatasi 2 liter saja. Sedangkan di retail modern seperti Alfamarat justru sudah ludes. Begitu juga di Indomaret, minyak goreng akan segera habis begitu barang kiriman tiba.
“Sejauh ini kami hanya sebatas melakukan pengawasan. Kami tidak bisa mengintenvensi harga pasar, dan minyak goreng di pasaran itu masih ada dan tidak langka,” kata Kasi Bina Usaha Perdagangan dan Pemasaran DisperindagKop UKM Muhammad Agusta Wijaya.
Andi juga menegaskan bahwa dari hasil pengawasan di pasaran khususnya di dalam Kota Pangkalan Bun, minyak goreng bermerk Bimoli sudah jarang ditemui. Namun untuk di luar Kota Pangkalan Bun itu masih ditemui seperti di Desa Kumpai Batu Atas dan Sungai Rangit.
“Ditambah lagi di sejumlah tempat kosong, itu karena masyarakat melakukan panic buying. Sehingga setiap kali ada merek tertentu langsung diserbu,” katanya.
Sementara itu di supermarket dan pasar di Kobar juga masih banyak tersedia minyak goreng berdasarkan hasil pengawasan terakhir. Untuk harga minyak goreng merek Marunting kemasan botol 1,5 liter harganya Rp 28 ribu. Untuk merek Fortune di pasar mulai dari Rp 15 ribu hingga Rp 17 ribu perliter.
Selain itu Disperindagkop juga menggandeng kepolisian resor Kobar guna mengantisipasi sekaligus menindak aksi penimbunan minyak goreng yang berpotensi menyebabkan kelangkaan di pasaran. “Kami kerja sama dengan kepolisian guna mengantisipasi penimbunan minyak goreng. Sejauh ini memang belum ditemukan, tapi upaya kami terus melakukan pengawasan di lapangan,” terangnya.