Saat Radar Sampit mengikuti razia itu, ada PSK yang mengaku bisa diajak kencan dengan tarif sebesar Rp 15 ribu. Saat ditanya keterampilan apa yang dimiliki, sebagian PSK mengaku hanya bisa menjajakan diri.
”Saya sangat menyayangkan masih ada tempat seperti ini. Sebagai Wakil Bupati perempuan, saya akan merobohkan tempat seperti itu,” tegas Irawati.
Irawati menambahkan, tindakan yang tim gabungan memang tidak bisa memberhentikan sepenuhnya, karena tempat semacam itu akan terus tumbuh dan menjamur. Namun, dia berharap razia yang dilakukan paling tidak dapat mengurangi dan membuat efek jera bagi para pelakunya.
”Karena dengan adanya razia, mereka akan takut datang lagi atau membangun tempat itu lagi. Alasan mereka rata-rata ekonomi, janda, untuk anak sekolah. Kalau menurut saya, alasan itu tidak masuk akal. Kalau di Kotim ini, kita mau kerja halal, apa pun bisa jadi uang,” ujarnya.
Camat Mentawa Baru Ketapang Eddy Hidayat mengatakan, razia tersebut dilakukan untuk memberikan efek jera terhadap pelakunya, sehingga diharapkan tidak melakukan lagi.
”Razia cukup sukses. Saya berpikir mungkin dapat satu atau dua orang, tapi alhamdulillah dapatnya sampai delapan orang. Bahkan, kami bisa katakan berhasil, ada yang tertangkap basah sedang melakukan hal tersebut,” ujarnya.
Menurutnya, ada beberapa orang dari wanita yang diamankan merupakan pemain lama. Namun, ada juga yang baru. Pria yang diamankan keduanya masing bujangan. (yn/ign)