Meski pegawai Dishub Kotim yang bertugas tak mendata berapa jumlah unit kendaraan yang melanggar melewati jalan Kota Sampit, pegawai Dishub tetap melakukan penertiban dan sosialisasi dan teguran berkali-kali.
”Ada sopir yang orangnya itu-itu saja, ada juga sopir yang baru tahu. Kebanyakan yang melewati jalur dalam kota itu angkutan kendaraan muatan kernel, buah sawit dan pupuk. Ada yang arahnya ke Jalan Tjilik Riwut seperti pupuk dan buah sawit biasanya diantar ke perusahaan, ada yang arahnya ke Pelabuhan Bagendang angkutan kernel menggunakan kendaraan fuso,” ujarnya.
Kendati demikian, rata-rata sopir yang masih melewati jalan dalam Kota Sampit tak semua membawa muatan. Ada yang membawa kendaraan tangki CPO tanpa muatan dengan tujuan pulang ke rumah yang lokasinya di Kota Sampit dan ada yang melewati Kota Sampit dengan alasan menuju bengkel untuk melakukan perawatan mesin kendaraan.
”Sopir yang bandel ya tetap masih ada yang masuk jalur kota di luar jam pengawasan Dishub Kotim, tetapi tidak semua kendaraan bermuatan,” ujarnya.
Jalur lingkar selatan saat ini kondisinya sudah cukup aman dilewati kendaraan bermuatan berat, meski beberapa titik kembali rusak dan ditemukan kubangan. Sopir tetap harus berhati-hati mengemudi, karena jalan hanya dilakukan perbaikan berupa penimbunan agregat dan belum dilakukan pengaspalan jalan oleh Pemprov Kalteng.
”Upaya penertiban pengalihan rute kendaraan bermuatan berat agar melewati jalur lingkar selatan dan utara terus kami lakukan dengan melakukan pengawasan dan patroli keliling. Pemasangan rambu-rambu peringatan lalu lintas larangan kendaraan angkutan muatan berat melewati jalan dalam kota juga sudah dipasang, jadi kami harapkan para sopir memperhatikan rambu-rambu yang sudah terpasang,” katanya. (hgn/ign)