Parahnya Dampak Karhutla di Kota Sampit

Catat Rekor Kualitas Udara Terburuk

KABUT ASAP SAMPIT
SELIMUT ASAP: Warga melintas di Bundaran Balanga, Jalan Jenderal Sudirman yang diselimuti asap, Selasa (3/10/2023) lalu. (HENY/RADAR SAMPIT)

Adapun kebakaran lahan pada 1 Januari-30 September 2023 sebanyak 297 titik dengan total luasan lahan yang terbakar 691.589 hektare. Namun, hanya 239 titik lokasi kejadian yang ditangani. Titik lainnya terkendala sulitnya jangkauan tim pemadam darat dan tak ada akses menuju titik api.

”Selama diaktifkannya status siaga yang kemudian ditingkatkan menjadi tanggap darurat , terdapat 279 titik lokasi kejadian. Sebanyak 225 titik ditangani tim gabungan pemadam karhutla. Lahan yang terbakar paling banyak terjadi di wilayah selatan seluas 448.322 hektare atau 66,95 persen dan wilayah tengah 221.337 hektare atau 33 persen,” kata Multazam, Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Senin (2/10) lalu.

Bacaan Lainnya

Grafik titik panas dari tahun 2016 tercatat sebanyak 249 titik, 2017 sebanyak 74 titik, 2018 sebanyak 1.030 titik, 2019 sebanyak 5.775 titik, 2021 sebanyak 287 titik, 2022 sebanyak 218 titik, dan 2023 sampai 2 Oktober sebanyak 5.714 titik. Jumlah terbanyak terjadi pada Agustus-Oktober.

Baca Juga :  Bukti Olahraga Jadi Penghubung Kuat Masyarakat dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi

”Jumlah titik panas tidak selalu muncul api. Hanya pada titik itu sangat rawan berpotensi terbakar, apalagi  dibakar secara sengaja. Kebakaran dipastikan cepat meluas, karena resapan air dalam tanah berkurang, dahan, dan rerumputan kering yang jadi bahan bakarnya ditambah arah angin semakin cepat mengakibatkan kebakaran lahan meluas,” ujar Multazam.

Dalam paparannya, Multazam melaporkan jumlah kejadian kebakaran lahan di Kotim terhitung 1 Januari-30 September 2023 sebanyak 297 kejadian dan jumlah yang ditangani 239 titik lokasi dengan luas lahan yang terbakar 691.589 hektare.

”Luas lahan yang terbakar sesuai jumlah yang kami tangani. Di luar yang kami tangani lebih dari ini. Contohnya, kebakaran lahan di Jalan Pramuka dan MT Haryono Barat, sudah terjadi berminggu-minggu. Kasus kebakaran lahan terus meluas, sehingga perhitungan luas lahan yang terbakar masih perlu dipotret secara keseluruhan agar dapat menghasilkan hasil luas lahan yang terbakar sesuai yang terjadi di lapangan,” kata Multazam.

Sementara itu, dampak kabut asap yang terjadi sangat parah pada Senin (2/10) berimbas terhadap buruknya kualitas udara. Indeks Pencemaran Udara (ISPU) berada di angka 1.136 PM 2,5 atau kategori berbahaya dihirup manusia dengan titik panas 656 titik, urutan ketiga terbanyak se-Kalteng. Pada 3 Oktober, mulai terjadi penurunan ISPU di angka 764 PM 2,5 dengan 994 titik panas.



Pos terkait