Sepmiwawalma mengingatkan agar sejarah kelam di Kalteng tak lagi terulang, yakni konflik berdarah yang menimbulkan banyak korban. ”Jika terjadi, sangat merugikan kita semua. Maka itu, damai dan tentram saja Kalimantan. Jangan sampai konflik menjadi momok menakutkan dalam sejarah kelam dahulu,” ujar mantan anggota KPU Kalteng ini.
Dia melanjutkan, penyelesaian segera harus dilakukan, sehingga gesekan sosial tidak terjadi yang bisa memicu konflik lebih besar. Apalagi tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan secara musyawarah.
”Kalau terjadi konflik, apa pun penyebabnya, akan ada korban dan itu kadang bukan mereka yang berpolemik, tetapi yang tidak pun ikut. Itulah yang kami khawatirkan,” katanya.
Sepmiwawalma menambahkan, masih banyak hal yang bisa diperjuangkan bersama, yakni mencari solusi atau kondisi alam Kalimantan yang sudah tidak bersahabat yang berakibat banjir. Belum lagi pandemi Covid-19 yang masih menghantui. (hgn/daq/ign)