Atas dasar itu pula, Renny didampingi suaminya, Yohanes, mau dengan ikhlas mendedikasikan waktu, tenaga dan hidupnya untuk membantu para pasien yang mengalami nasib yang serupa. Mereka tak pernah mendapatkan imbalan. Semua dilakukan atas dasar rasa iba dan prihatin.
”Bagi kami, kekayaan terbesar dalam hidup itu adalah kesehatan. Bukan uang, bukan harta. Kalau saya diberi pilihan, dikasih uang sekantong atau dikasih darah sekantong, saya lebih pilih darah. Karena, tak ada darah, tak bisa hidup. Ujian hidup kami yang merubah diri kami, bukan untuk mengejar kekayaan, tetapi memberikan kebaikan sebanyak-banyaknya untuk orang-orang yang membutuhkan bantuan,” tandasnya. (hgn/ign)