SAMPIT, RadarSampit.com – Kebijakan pemerintah membatasi pasokan ternak dari luar daerah terkait merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), membuat pengusaha ternak resah. Mereka berharap pemerintah membuka kembali akses pasokan sapi dari luar daerah.
”Saya sudah pesan sapi setelah Idulfitri lalu. Barangnya sudah siap, cuma pengiriman ke sininya belum bisa. Ternak dari Jawa belum boleh masuk Kotim,” kata Sugito, pengusaha sapi di Kota Sampit, Senin (30/5).
Sugito mengaku telah memesan masing-masing seratus ekor sapi dan kambing. Namun, pengiriman terhambat karena adanya pembatasan pemerintah setempat.
”Pesannya bertahap. Pesan pertama 100 ekor sapi dan 100 ekor kambing. Dekat Iduladha biasanya pesan lagi. Tergantung permintaan. Tahun kemarin cuma berani pesan 90 ekor. Tahun ini saya berharap penjualan sapi meningkat. Malah ada pembatasan. Padahal, dari pemerintah di Surabaya sudah mengizinkan pengiriman sapi asalkan sudah dapat dipastikan bebas wabah PMK,” ujarnya.
Dia berupaya mengajukan usulan permohonan ke Dinas Pertanian Kotim yang kemudian ditembuskan ke Provinsi Kalteng. Namun, hingga belum ada kejelasan batas waktu pembatasan pengiriman dari Jawa ke Kotim berakhir.
”Kotim itu tidak punya peternak besar. Sebagian besar sapi dan kambing didatangkan dari luar daerah. Paling banyak dari Madura, Sulawesi, dan NTT. Ada juga yang didatangkan dari peternak besar di Kabupaten Kotawaringin Barat. Kalau pembatasan ini masih terus diberlakukan, dua bulan lagi Iduladha, bisa-bisa masyarakat tak banyak yang bisa berkurban, karena stok sapi dan kambingnya terbatas,” ujar pria yang aktif di politik sebagai Bendahara DPC PDIP Kotim ini.
Berbeda halnya dengan Syamsul Bahri, pengusaha sapi kurban lainnya. Dia sudah memesan 150 ekor sapi dan 50 ekor kambing asal Madura yang diperkirakan datang pada 4 Juni 2022.
”Pesannya setelah Idulfitri. Nanti 20 hari menjelang Iduladha pesan lagi 150 ekor sapi dan 100 ekor kambing. Diperkirakan untuk pengiriman pertama lewat kapal kayu tanggal 4 Juni sampai,” ujar Syamsul.