Pelaku Mutilasi Mayat dalam Koper Merah Mengaku Sakit Hati dan Cemburu dengan Korban

Tersangka Dikenal Aktif di LSM dan Ketua Ranting Perguruan Silat

mutilasi mayat dalam koper
EVAKUASI: Petugas membawa kantong jenazah berisi potongan kepala korban mutilasi ke kamar jenazah RSUD dr Iskak Tulungagung, Minggu (26/1/2025). ANTARA/HO - Polres Trenggalek

SURABAYA, radarsampit.com – Polda Jatim kemarin (27/1) mengungkap aksi mutilasi yang dilakukan Rohmad Tri Hartanto alias Antok, 32, terhadap Uswatun Hasanah (UH), 29.

Pembunuhan sadis yang berlangsung pada 19 Januari di salah satu hotel di Kota Kediri tersebut ternyata dipicu persoalan asmara dan sakit hati.

Bacaan Lainnya

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jatim Kombespol Farman menuturkan, Antok dan Uswatun saling mengenal sejak tiga tahun terakhir. Bahkan, berdasar pengakuan Antok, keduanya sudah menikah siri. ”Sudah kami cek, apakah betul sudah dilakukan pernikahan siri. Faktanya tidak,” tegas Farman.

Hubungan asmara tanpa ikatan pernikahan itu kemudian memicu kecemburuan pada tersangka. ”Tersangka merasa cemburu karena korban pernah memasukkan laki-laki lain ke dalam kos-kosannya,” terang Farman. Perasaan cemburu semakin diperkuat dengan sakit hati.

Baca Juga :  Oknum Polisi Ini Dipecat Setelah Rudapaksa Tahanan Perempuan

Menurut keterangan pelaku, UH beberapa kali menyinggung serta menghina istri dan anak-anak tersangka. Bapak dua anak tersebut merasa tidak terima karena anak pertamanya yang berjenis kelamin perempuan disumpahi menjadi pelacur.

Sementara itu, Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Arbaridi Jumhur menuturkan, korban menuntut tersangka untuk segera dinikahi. Bahkan, korban juga menuntut agar istri sah tersangka diceraikan.

”Intinya banyak yang bikin si pelaku marah. Yang terakhir itu, si korban datang ke rumah pelaku, melabrak istri sah pelaku,” ucapnya.

Terkait awal mula perkenalan korban dan pelaku, Jumhur menyampaikan bahwa hal tersebut bermula dari tempat hiburan umum (karaoke).

Antok saat itu datang sebagai pengunjung, sedangkan korban sebagai salah seorang pekerja. ”Korban sebagai pemandu lagu,” paparnya.

Berdasar penelusuran Ditreskrimum, Antok aktif dalam kegiatan lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Tulungagung. Dia sempat mengadukan beberapa peristiwa yang ada di Tulungagung dan Trenggalek. Tersangka juga menjadi salah satu ketua ranting perguruan silat di Tulungagung.

Farman melanjutkan, akumulasi perasaan cemburu dan sakit hati memicu Antok menyusun rencana pembunuhan. ”Kejadian sebenarnya direncanakan pelaku jauh hari,” beber Farman.



Pos terkait