PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Sejumlah truk yang diduga mengangkut barang secara berlebihan bikin ulah di Jalan Ahmad Shaleh kilometer 6, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar). Raksasa jalanan itu melakukan pelanggaran berlipat, yakni mengabaikan larangan melintasi ruas tersebut, muatan berlebih, dan jadi biang hancurnya jalan.
Pengabaian larangan tersebut mengganggu proses perbaikan jalur itu. Apalagi jalan tersebut masih dalam proses penimbunan. Pemkab Kobar telah melarang kendaraan roda enam atau lebih melintas hingga Juli mendatang. Aksi para sopir disinyalir akibat tak adanya pengawasan.
Pantauan di lapangan, truk mulai ramai masuk ke Jalan Ahmad Shaleh pada malam hari, baik dari arah Pangkalan Bun maupun Kotawaringin Lama. Rata-rata muatannya penuh hingga berjalan terseok-seok.
Selain menghancurkan timbunan, dampak lainnya terjadi kemacetan panjang karena di titik tersebut hanya mampu dilewati satu arah. Bergantian selama masa pengerjaan peningkatan jalan berlangsung.
Salah seorang sopir truk kedapatan berputar arah di Kelurahan Raja Seberang dan kembali ke Pangkalan Bun. Sopir yang mengaku bernama Rahman tersebut kembali lantaran tertangkap kamera pengawas.
”Waduh, balik saya mas. Mobil saya kena foto kamera pengawas sepertinya. Daripada kenapa-kenapa, saya tunggu agak malam baru kembali lanjutkan perjalanan,” ujarnya, Senin (5/6) pukul 18.30 WIB.
Dia mengaku nekat melintasi ruas itu karena jarak tempuh lebih dekat dibandingkan harus memutar melalui jalan Trans Kalimantan atau jalur Lamandau. ”Tahu saja ada larangan, tapi mau bagaimana lagi,” ujarnya.
Warga Kotawaringin Lama Abdul Hadi mengaku kecewa dengan ketidakpatuhan para sopir truk tersebut. Pasalnya, jalan menjadi hancur ketika dilewati. Apalagi saat itu baru saja turun hujan. ”Awalnya tertib saja, karena selain Dishub, ada Satlantas yang berjaga. Saat ini tidak ada pengawasan, jadi truk banyak kembali masuk,” katanya.
Dia berharap agar semua pihak mematuhi larangan tersebut agar proses perbaikan jalan berjalan lancar. Dengan begitu, yang merasakan manfaatnya seluruh masyarakat dan pelaku usaha. ”Parahnya kalau sudah lewat mereka beriringan sampai lima baris truk,” katanya. (tyo/ign)