Peletakan Batu Pertama Pembangunan Pabrik Pengolahan Limbah Medis B3 di Kotim

Menelan Anggaran hingga Rp50 Miliar, Ditarget Rampung Tahun 2025

pabrik limbah b3
PELETAKAN BATU PERTAMA: Bupati Kotim Halikinnor melakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik pengelolaan limbah medis di kawasan TPA Jalan Jenderal Sudirman km 14, Sampit, Rabu (15/5/2024). (HENY/RADARSAMPIT)

Kedatangan Bupati Kotim Halikinnor tiba sekitar pukul 14.37 WIB. Kedatangannya sedikit terlambat setengah jam, karena dirinya baru saja tiba mendarat di Bandara Haji Asan Sampit, setelah melaksanakan pekerjaan dinas luar di Jakarta. Orang nomor satu di Kotim itu bersiap melakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik pengelolaan limbas medis tersebut.

”Alhamdulillah apa yang selama ini kita tunggu-tunggu dan sangat kita harapkan yaitu pembangunan pabrik pengelolaan limbas medis B3 bisa terwujud yang diawali dengan peletakan batu pertama,” kata Halikinnor, Rabu (15/5/2024).

Bacaan Lainnya

Peletakan batu pertama dilakukan Bupati Kotim Halikinnor didampingi PT Bumi Resik Nusantara Raya selaku investor, Pemkab Kotim melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Hapakat Betang Mandiri.

Sebagai informasi, sampah limbah medis tidak bisa sembarang dibuang karena mengandung B3, sehingga harus dikelola secara khusus agar tidak membahayakan manusia dan lingkungan.

Baca Juga :  Dukung Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, Diskop dan UKM Kotim Gelar Pelatihan Vocational Industri Rumah Tangga di Pundu

”Selama ini limbah medis yang dihasilkan di RSUD dr Murjani Sampit dan beberapa rumah sakit dan puskesmas di Kotim harus di kirim ke Bogor dan Kaltim dengan pengiriman biaya yang tidak sedikit mencapai ratusan juta untuk sekali pengiriman,” katanya.

Halikinnor menyambut gembira dimulainya pembangunan pabrik pengelolaan limbah medis B3 di Kotim yang disebut-sebut sebagai pabrik limbah medis B3 kesebelas yang dibangun di Indonesia. Selain itu, jadi yang pertama di Kalteng.

Ked epannya, seluruh limbah medis dari rumah sakit dan puskesmas di Kotim dan seluruh kabupaten/kota se-Kalteng tidak perlu jauh mengirim hingga ke Jawa, karena dapat dikelola langsung dan diubah menjadi abu dan kemudian dipadatkan, yang dapat dimanfaatkan salah satunya sebagai bahan pembuatan paving blok.

”Saya juga berharap tidak hanya limbah medis, tetapi limbah domestik juga bisa diupayakan segera dibangun untuk mengatasi persoalan penumpukan sampah di depo dan di TPA. Targetnya tahun 2025 bisa operasional, saya berharap mudahan bisa lebih cepat 2024 akhir sudah bisa diresmikan,” tegasnya.



Pos terkait