PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Masih banyak yang belum tahu aula dan ruang rapat di lingkup Pemkab Kobar yang kini diberi nama-nama kedaerahan. Tak sedikit yang harus bertanya ketika disebutkan lokasi acara pada sebuah aula di lingkup Pemkab Kobar.
Selama ini aula Pemkab Kobar dikenal masyarakat dengan sebutan aula kantor bupati, sekarang diberi nama aula Sangga Buana.
Kemudian aula di kantor bupati yang baru untuk lantai satu, diberi nama Marunting Batu Aji, sedangkan lantai dua diberi nama Kiai Gede. Penyebutan nama aula masih asing bagi masyarakat, bahkan di kalangan ASN di lingkup Pemkab Kobar sendiri.
“Seperti aula Kiai Gede, banyak yang berpikir itu bertempat di Kotawaringin Lama, untuk mempopulerkan penyebutannya harus dilengkapi dengan alamat lokasi biar tidak membingungkan,” tutur Fahmi salah seorang masyarakat yang mengaku sempat beberapa kali bertanya ketika akan menghadiri acara di aula tesebut.
Beberapa aula yang sering digunakan sebagai kegiatan seperti di Bappedalitbang, terdapat aula dan ruang rapat yang kini dinamai aula Marundau, Masoraian, dan Terantang. “Pemberian nama ini bagus, tapi sosialisasinya kurang, jadi banyak yang belum tahu,”jelasnya.
Untuk diketahui bahwa Penjabat Bupati Kobar Budi Santosa telah menetapkan nama-nama aula dan ruang rapat dilingkup Pemkab Kobar sesuai SK Nomor 100.3.3.2/610/HUK.2023 tanggal 29 Desember 2023 tentang penetapan nama-nama aula dan ruang rapat. Sedikitnya ada 65 nama aula dan ruang rapat yang ditetapkan dalam SK tersebut.
Nama-nama aula mengandung makna dan harapan keberhasilan tugas. Selain itu juga agar nama-namanya mencerminkan adat dan budaya Kabupaten Kobar.
Nama-nama aula dan ruang rapat yang ditetapkan di seluruh Kobar, yakni aula milik masing-masing dinas, termasuk aula di semua kecamatan.
Nama-nama aula mengambil nama tokoh daerah dan identitas budaya daerah. Seperti misal aula Huma Sega merupakan aula di Dinas Perkim. Lalu, aula Bahaum adalah aula di Dinas Dikbud Kobar, dan aula Belida adalah aula Kecamatan Arut Selatan. (sam/yit)
