Pemprov Kalteng dan IPB Kerjasama Budidaya Kepiting di Sungai Undang

budidaya kepiting
PELATIHAN: Pembuatan pagar dalam Budidaya Kepiting Bakau dengan Metode Silvofishery pada ekosistem mangrove di Desa Sungai Undang.

KUALA PEMBUANG, radarsampit.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) mengembangkan sektor kelautan dan perikanan di Desa Sungai Undang, Kabupaten Seruyan.

Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi Kalteng  menindaklanjuti perjanjian kerja sama (PKS) dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB tentang pelatihan dan pengembangan budidaya kepiting bakau (scyllaserrata) dengan metode silvofishery pada ekosistem mangrove.

Bacaan Lainnya

Pelatihan dan pendampingan dilakukan melalui diskusi dengan kelompok masyarakat, dilanjutkan persiapan bahan, peralatan dan perlengkapan yang akan dibawa ke lokasi budidaya.

Selanjutnya praktik langsung dengan pembuatan pagar kepiting menggunakan model empang parit tradisional, ukuran 20 m x 40 m yang akan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu peneluran, penggemukan, dan pembesaran.

Kelompok Lestari Patimah Raya diberikan bantuan berupa alat tangkap bubu sebanyak 10 buah dan alat tangkap jaring. Bubu ini nantinya digunakan untuk menangkap kepiting, sementara jaring digunakan untuk menangkap ikan sebagai makanan atau umpan kepiting yang akan dibudidaya.

Baca Juga :  Bagikan Alat Deteksi Stunting kepada Kader Posyandu

Kepala Desa Sungai Undang Ikhwan mengatakan, Desa Sungai Undang  banyak terdapat kepiting bakau dan pesisir pantainya juga memiliki hutan mangrove yang cukup baik sehingga cocok untuk budidaya kepiting bakau dengan sistem silvofishery.

“Kepiting bakau merupakan hasil alam penyambung hidup masyarakat sehari hari di desa kami ini, namun kami tidak mempunyai peralatan untuk membudidayakan secara intensif dan terus mengambil tanpa memulihkan ekosistem,” kata  Ikhwan.

Sementara itu, Ketua Tim Pemberdayaan Masyarakat FPIK IPB Sulistiono mengatakan, salah satu model perikanan kepiting yang cukup baik digunakan di Kalimantan Tengah adalah model silvofishery.

“Silvofishery adalah salah satu konsep dalam pengelolaan sumberdaya pesisir yang mengintegrasikan konservasi mangrove dengan budidaya air payau,” jelasnya.

Dirinya menambahkan, pelatihan budidaya kepiting bakau bertujuan untuk memberdayakan masyarakat pesisir Kalteng khususnya di Kabupaten Seruyan melalui budidaya kepiting bakau dengan systemsilvofishery agar tetap lestari. (rdw/yit)



Pos terkait