Beras dan rokok kretek filter masih memberi sumbangan terbesar yakni sebesar 19,82 persen dan 15,14 persen di perkotaan. Di pedesaan, beras memberi sumbangan sebesar 25,57 persen dan rokok kretek filter 14,64 persen.
Komoditi lainnya adalah daging ayam ras (6,28 persen di perkotaan dan 4,63 persen di pedesaan), telur ayam ras (4,19 persen di perkotaan dan 3,81 persen di pedesaan), mie instan (3,07 persen di perkotaan dan 3,21 di pedesaan), gula pasir (2,65 persen di perkotaan dan 3,54 persen di pedesaan), bawang merah (2,03 persen di perkotaan dan 2,38 di pedesaan).
“Sedangkan Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada GK perkotaan dan perdesaan adalah perumahan (8,20 persen di perkotaan dan 9,03 persen di pedesaan), bensin (4,28 persen di perkotaan dan 2,73 persen di pedesaan), listrik (3,34 persen di perkotaan dan 1,62 persen di pedesaan) , perlengkapan mandi, Pendidikan,” sebutnya.
Sebut Eko menambahkan, beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode September 2022 – Maret 2023 antara lain, pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah Triwulan I 2023. Ekonomi Kalimantan Tengah Triwulan I-2023 terhadap triwulan I-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 3,22 persen (y-on-y).
Kemudian, Pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2023 mengalami pertumbuhan sebesar 3,18 persen (y-on-y). Dibandingkan dengan terhadap triwulan IV- 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 0,26 persen (Q to Q).
Lalu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2023 sebesar 3,84 persen Pada Februari 2023, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,84 persen. Terjadi penurunan dibandingkan Agustus 2022 yang sebesar 4,26 persen dan Fabruari 2022 yang sebesar 4,20 persen.
Kemudian, Bantuan Sosial Konsisten Disalurkan. Bantuan sosial tetap diupayakan untuk mengurangi beban pengeluaran penduduk miskin. Pemanfaatan bansos Program Keluarga Harapan (PKH) triwulan 1 mencapai 82,2 persen. Sementara pemanfaatan bansos sembako januari-maret telah mencapai 93,6 persen.