Pengamat: Debat Publik Pilkada Kotim Belum Mengena Substansi

debat publik pilkada kotim
Tahapan kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) memasuki babak baru dengan digelarnya debat publik atau debat terbuka pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati. 

SAMPIT, radarsampit.com – Debat pasangan calon kepala daerah di Kabupaten Kotawaringin Timur yang digelar Sabtu (26/10) lalu, dinilai belum memuaskan. Publik belum mendapatkan sesuatu yang menarik dari debat tersebut, karena apa yang dijabarkan belum mendalam.

”Kalau saya melihat, masih belum mengena ke substansi. Intisari debat itu sebenarnya untuk mengupas pandangan masing-masing paslon terhadap isu-isu krusial, tetapi kadang jawabannya tidak sesuai harapan,” kata Bambang Nugroho, pemerhati politik dan kebijakan publik di Kotim, Minggu (27/10/2024).

Bacaan Lainnya

Dia belum melihat strategi dan program yang diunggulkan dari masing-masing paslon. Salah satunya di sektor lingkungan hidup serta optimalisasi dari keberadaan perusahaan perkebunan kelapa sawit.

”Di situ paslon terkesan monoton dan belum menunjukkan ide atau terobosan yang mengatasi kebuntuan mengenai realisasi plasma 20 persen hingga kepada pelaksanaan CSR yang masih terseok-seok tersebut,” katanya.

Baca Juga :  Rombongan DPRD Kotim Dicegat Gerombolan OTK

Menurutnya, paslon hanya berkutat kepada CSR, sementara program itu alokasinya minim. Adapun program plasma 20 persen yang menjadi kewajiban tidak dikupas mendalam. Padahal, itu menjadi masalah terkini yang dihadapi Kotim.

”Sayangnya saya belum melihat apa yang akan diperbuat paslon untuk hal ini ke depannya,” katanya.

Bambang juga mengapresiasi tertibnya pendukung paslon yang hadir malam itu. Baginya, masing-masing pendukung paslon setidaknya sudah menunjukkan kualitasnya kepada publik dalam menghadiri debat kandidat tersebut.

Kemudian, untuk debat yang dilaksanakan di TV Nasional, kata Bambang, hendaknya paslon jangan banyak terpaku pada teks. Gestur dan penyampaian terpaku dengan teks sangat monoton.

”Kalau nanti debat di TV nasional secara live, hendaknya betul-betul menguasai materi debat jangan membaca di buku atau sejenisnya karena akan dilihat publik se-Indonesia kualitas calon yang akan memimpin Kotim lima tahun ke depan,” kata Bambang. (ang/ign)



Pos terkait