Perempatan Padat di Sampit Ini Terbantu Tenaga Relawan

relawan atur lalu lintas
MINIMALISASI KECELAKAAN: Tenaga relawan saat mengatur lalu lintas di perempatan kompleks Wengga Metropolitan dan Jalan Tjilik Riwut Sampit. (RADO/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, radarsampit.com – Pengguna jalan di perempatan kompleks Wengga Metropolitan dan Jalan Tjilik Riwut Sampit terbantu dengan adanya pengaturan lalu lintas oleh relawan. Pasalnya, potensi kecelakaan di ruas padat tersebut dinilai tinggi, sehingga pengaturan lalu lintas mampu meminimalisasinya.

”Saya sebagai pengguna jalan merasa terbantu dengan adanya orang yang mengatur lalu lintas di jalur itu. Dengan begitu, kendaraan tidak saling paksa melintas,” kata Andre, salah seorang sopir, Jumat (24/2).

Bacaan Lainnya

Dia menuturkan, jalur tersebut memang padat. Terutama pada jam-jam tertentu, misalnya pagi, saat pelajar dan pegawai kantor berangkat bekerja. Lalu lintas akan semakin pada Sabtu malam, karena banyaknya warga yang ingin bersantai di jalur Terowongan Nur Mentaya.

”Saya punya pengalaman buruk melintas di jalur itu. Kebetulan saat itu tidak ada pengatur lalu lintasnya, sehingga saya hampir 15 menit mengantre, terjebak di persimpangan jalan,” ujar Andre.

Baca Juga :  Salman, Pelapor Dugaan Penipuan Oknum Pegawai Lapas Sampit Ternyata Bandar Sabu Kelas Kakap

Yono, salah satu relawan yang mengatur lalu mengatakan, aksi mereka bersama sejumlah rekannya merupakan kepedulian terhadap lalu lintas di jalur tersebut. Kebetulan rumahnya tak jauh dari persimpangan, sehingga mereka kerap melihat lalu lintas di ruas tersebut semrawut.

”Makanya saya sama teman inisiatif mengatur jalan dengan sistem buka tutup,” ujar Yono.

Dia mengungkapkan, dari kegiatan itu mereka kadang mendapatkan ucapan terima kasih dari pengendara berupa uang, karena merasa terbantu. ”Tapi, pada intinya kami niatnya membantu, daripada jalur itu macet dan rawan kecelakaan. Kalau ada pengendara yang memberi, itu rezeki namanya,” tegasnya.

Jauh sebelumnya, lanjut Yono, ada beberapa orang yang terlibat kecelakaan  di perempatan tersebut. Bahkan, sampai ada yang cedera parah karena sama-sama egois dan ingin cepat melintas.

”Bahkan, yang terakhir rasanya ada yang motor dengan mobil dan akhirnya yang bawa motor jadi korban patah kaki. Itu mungkin sudah kesekian kalinya terjadi sebelum ada yang mengatur lalu lintas,” katanya. (ang/ign)



Pos terkait