Perilaku LGBT Sudah Tak Asing Lagi di Sampit

ilustrasi lgbt
Ilustrasi LGBT. (net)

SAMPIT, radarsampit.com – Keberadaaan kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sering temukan pada waktu-waktu tertentu, terutama transgender. Perilakunya dinilai menghibur sebagian masyarakat, karena gerak tubuh dan perkataannya yang mengundang tawa.

Pria berperawakan lemah gemulai dan pernampilan layaknya perempuan seksi, sudah sering dijumpai masyarakat di sekitar kawasan Taman Kota Sampit. Pergerakan aktivitasnya bisa ditemukan pada malam hingga menjelang dini hari.

Bacaan Lainnya

Masyarakat yang menjumpainya juga tak heran dengan keberadaannya. ”Sering melihat. Pemerintah tak perlu menutup mata. Kami saja biasa melihatnya. Asalkan tidak mengganggu dan tidak buat keributan. Saya tak ingin ambil pusing dengan jalan hidup orang. Mau dilarang juga sulit. Yang ada malah buat keributan,” ucap Doni warga Sampit, Minggu (2/10).

Menurutnya, pria setengah perempuan juga kerap ditemukan di bisnis salon atau usaha penyedia jasa kecantikan. Penampilannya memang terlihat gemulai dan terkadang membuat risih. Namun, perilakunya tak semua negatif. Mereka dapat bersosial dengan baik dan terlihat cocok ketika berbincang dengan perempuan.

Baca Juga :  Irawati: Kotim Harus Bebas dari Narkoba

”Saya punya teman (waria, Red). Orangnya baik, berperasaan, dan waras. Walaupun pribadinya terlihat lembut seperti perempuan. Mereka malah merasa lebih nyaman berkawan dengan perempuan daripada laki-laki,” ujar Nana, pekerja salon di Kota Sampit.

Nana menuturkan, perilaku yang menyimpang bisa dipengaruhi trauma terhadap suatu masalah dan lingkungan di sekitarnya. ”Teman saya itu kehidupan masa lalunya tak begitu menyenangkan. Keluarganya berantakan. Emosinya juga tidak stabil. Kenal dengan sesama perempuan, merasa nyaman berkawan, dan lambat laun perilakunya sedikit geser. Tetapi senang melihat perempuan cantik dan lebih tertarik dengan laki-laki tampan,” ujarnya.

Menanggapi keberadaan LGBT yang menjadi isu hangat, Ustaz Sarifuddin secara tegas menolak keberadaannya. ”Secara agama sudah jelas perilaku itu (LGBT) haram. Dampaknya dapat merusak moral manusia dan kalau itu dibiarkan tanpa ada pengambilan tindakan, seolah-olah pemerintah dan masyarakat menganggap perbuatannya biasa saja. Padahal, itu bukan hal yang biasa dan perilaku itu sudah jelas menyimpang dari kodratnya sebagai manusia,” ujarnya, Jumat (30/9).



Pos terkait