“Gerakan pangan murah ini bukan hanya menyediakan komoditas pangan dengan harga terjangkau tetapi juga menjaga keseimbangan atau stabilitasi harga kebutuhan bahan pokok khususnya di Kotim,” kata Sepnita.
Adapun komoditas yang disediakan dalam GPM di Taman Kota Sampit ini terdiri dari beras SPHP dari Bulog sebanyak 5 ton seharga Rp 12 ribu per kg atau Rp 60 ribu kemasan 5 kg.
Telur ayam ras sebanyak 60 krat seharga Rp 50.000 per krat, telur itik 20 krat seharga Rp 80.000 per krat, gula pasir 300 kg seharga Rp 17.000 per kg, bawang merah 100 kg seharga Rp 24.000 per kg, bawang putih 60 kg seharga Rp 36.000 per kg, minyak goreng 480 liter (40 dus) seharga Rp 15.500 per liter.
Selain itu, Minarti dan Jefri Petani Sayur di Teratai 5 juga ikut berpartisipasi menyediakan hasil panen berupa sayur sawi sebanyak 20 ikat seharga Rp 5.000, sayur bayam dan selada masing-masing 15 ikat seharga Rp 5.000, terong 50 kg seharga Rp 5.000, cabai rawit 5 kg seharga Rp 10.000 per mika, cabai keriting 10 kg seharga Rp 10.000 per mika, cabai hijau 3 kg seharga Rp 5.000 per ons, tomat 10 kg seharga Rp 10.000 per kg, semangka 90 kg seharga Rp 7.000 per kg, buah pear dan apel seharga Rp 25 ribu per kg dan anggur merah Rp 30 ribu per kg serta aneka frozen food.
“Semua komoditas yang dipasarkan dalam gerakan pangan murah dipastikan dijual lebih terjangkau dibandingkan harga di pasaran. Di sebelah stand kami,” ujarnya.
Selain itu, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kotim juga mengganggarkan dana untuk kegiatan serupa sebanyak 35 kegiatan selama setahun.
“Gerakan Pangan Murah di Kotim sudah dijadwalkan selama setahun sebanyak 35 kali kegiatan menggunakan anggaran APBD Kotim dan sampai dengan saat ini sudah diadakan 24 kali di tiap kelurahan tersebar di 17 kecamatan Se-Kotim,” katanya.
“Untuk kegiatan GPM yang hari ini dianggarkan menggunakan dana APBN dan kegiatan yang sama sudah dua kali diselenggarakan. Sehingga, kegiatan GPM di Kotim sudah terlaksana 26 kali kegiatan di tahun ini dan akan terus di agendakan sampai dengan akhir tahun ini,” ujar Sepnita.