Perjalanan Budi Wardoyo, Pengusaha Sampit yang Gemar Bernyanyi

Pernah Dibayar Rp25 Ribu Sekali Tampil, Masih Sering Diminta Tampil Menghibur

Budi Wardoyo
HOBI NYANYI: Budi Wardoyo menjalani hobinya hingga sekarang.

Bakat terpendam kembali terpancar. Usia yang sudah tak lagi muda tak menjadi batasan dalam diri Budi Wardoyo. Semangat bernyanyi itu justru semakin menggelora dalam jiwanya. Ia ingin terus menghibur orang yang menyukai suara khasnya.

HENY, Sampit | radarsampit.com

Bacaan Lainnya

Darah seniman sudah ada dalam sosok Budi Wardoyo atau dikenal dengan nama bekennya Budi Wardana. Pria ini terlahir dari seorang Ibu bernama Ruknah yang dulunya berprofesi sebagai penyanyi keroncong dan ayahnya, Kardan sebagai penari wayang.

Meski kedua orang tuanya sudah lama tiada, namun bakat bernyanyi Sang Ibu itu ternyata menurun dalam dirinya.

”Saya menyukai musik sudah dari kelas 4 SD, senang bernyanyi dan menghibur orang. Rasanya ketika bernyanyi, saya bisa lebih ekspresif dan enjoy membawakan tembang lagu apapun genrenya,” ucap Budi saat berbincang dengan Radar Sampit disalah satu kafe di Jalan Rahadi Usman, Rabu (9/10) sore.

Baca Juga :  Melihat Kondisi PPM Sampit yang Kian Meredup (2)

Hobinya bernyanyi juga didukung kedua orang tuanya. Beberapa kali Budi kecil hingga remaja mengikuti ajang perlombaan menyanyi di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat tempat kelahirannya.

Ayahnya yang dulunya sebagai seorang pekerja di PT Kereta Api Indonesia (KAI) ditugaskan pindah ke Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Sehingga, ia harus meninggalkan tanah kelahirannya dan bersekolah di SMPN 1 Jember dan melanjutkan sekolah di SMA Trimurti Surabaya sekitar tahun 1986.

Hidupnya mulai berubah ketika sosok ayah yang mendukung penuh bakatnya bermusik, meninggal dunia pada tahun 1987.

Sepeninggal ayahnya, ibunya harus pontang-panting menghidupi delapan anaknya. Kondisi perekonomian keluarga yang serba pas-pasan, membuatnya berpikir untuk tidak merepotkan ibu satu-satunya.

”Secara tidak sengaja saya pernah bernyanyi di acara pernikahan temannya ibu. Di situ saya dikenalkan oleh pengelola Band Istana Musik dan sejak saat itulah saya mulai tampil dari panggung ke panggung,” ujar anak bungsu dari kedelapan bersaudara ini.

Budi kerap diminta membawakan lagu berbahasa Mandarin dan lagu keroncong dengan bayaran Rp25 ribu sekali tampil.



Pos terkait