”Saya sering ibadah salat di Masjid Babussalam yang saat itu masih berupa bangunan Langgar. Saya melihat Langgar ini sepi dan seperti tidak terurus, jemaahnya juga sedikit, saya punya niatan ingin membantu mengurus Langgar,” kata Rusdi yang dikenal dengan sebutan Rusdi Raja Onta.
Rusdi kemudian menawarkan diri untuk membantu mengurus Langgar Babussalam agar dapat kembali ‘hidup’ mendatangkan para jemaah.
“Saya menghadap ke Pak Haji Gusti Muhammad Firdaus yang saat itu jadi Camat MB Ketapang sekarang sudah almarhum. Sejak tahun 2003 itulah saya mulai aktif mengurus Langgar,” ujarnya.
Berdasarkan sejarahnya, Masjid Babussalam yang termasuk tipolologi Masjid Jami, telah berdiri 12 Juni 1986 oleh pengembang kompleks Perumahan Wisma Cahaya Permai. Bangunan pada masa itu, masih berupa langgar berukuran 8 x 8 meter yang berada di atas tanah wakaf seluas 1.300 meter.
Pada tahun 2006, bangunan langgar diperluas menjadi masjid berukuran 21 x 8 meter dan diresmikan pada 24 Oktober 2006 oleh HM Amrullah Wakil Bupati Kotim Periode 2005-2010.
”Masjid ini berada di dalam komplek perumahan. Dulunya kompleks ini ramai, setelah tahun 2001 mulai sepi, ada banyak yang pindah, ada yang rumahnya dikontrakan dan banyak juga rumah kosong di sini. Kompleks perumahannya memang tenang dan asri. Termasuk kawasan bebas rokok. Jumlah penduduknya sekitar 99 KK, tapi rumah yang dihuni sekitar 76 KK saja,” kata Rusdi yang dipercaya warga menjadi Ketua RT 36 RW 8 Kelurahan MB Hilir sejak tahun 2021 ini.
”Penduduk di sini 50 persen beragama Islam dan 50 persen beragama non-Islam. Kompleksnya para pegawai bank, karyawan perusahaan, pegawai pemerintah. Karena penduduknya punya kesibukan, dulunya Masjid Babussalam sepi jemaah,” sambungnya.
Sejak aktif menjadi pengurus masjid, Rusdi sering mengajak anak-anak dan remaja kompleks untuk melaksanakan salat berjemaah di Masjid.
”Setiap sore saya mengajarkan ngaji anak-anak di Tempat Pengajian Anak (TPA) dalam Masjid ini sampai sekarang sudah ada 45 santri yang belajar ngaji,” katanya.