Persemaian Mentawir yang Menyuplai Kebutuhan Rehabilitasi Hutan IKN

Didominasi Tanaman Langka dan Endemik

persemaian
PERSEMAIAN: Geliat Persemaian Mentawir di Desa Sepaku, PPU, tak hanya berkontribusi pada rehabilitasi hutan dan lahan kritis, tetapi juga meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar yang diperkejakan.

Sebagian besar jenis kayu-kayuan meranti dan buah-buahan seperti alpukat dan rambutan. Kehadiran Persemaian Mentawir juga memberikan berkah bagi warga sekitar karena turut memberdayakan masyarakat. Khususnya meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.

“Pekerja dari warga Mentawir dan Samboja, desa terdekat dari lokasi ini. Total pegawai harian sekitar 60–80 orang,” ucapnya.

Bacaan Lainnya

Pihaknya menyediakan transportasi antar-jemput untuk memudahkan pegawai datang ke lokasi. Pasalnya, progres pembangunan mes karyawan belum rampung.

“Jadi mereka masih bolak-balik dari desa ke tempat persemaian, nanti mereka tinggal di mes karyawan,” katanya.

Pekerja di Persemaian Mentawir, Irawati, menuturkan bahwa aktivitas pekerjaannya berbagai macam. Mulai membersihkan, menyiram tanaman, sampai menanam bibit. Biasanya dia berangkat dari rumahnya di Kecamatan Samboja, Kukar, pukul 07.00 Wita. “Masuk kerja pukul 8 pagi sampai 4 sore,” ujarnya. Dia mengaku senang dan terbantu bisa bekerja di Persemaian Mentawir.

Baca Juga :  Pesan di Bandung, Diutamakan Usia Produktif

Menurutnya, Persemaian Mentawir turut membantu warga sekitar mendapat pekerjaan yang lebih baik. Perempuan berusia 43 tahun ini sudah bekerja selama 8 bulan. Sebelumnya, dia adalah ibu rumah tangga dan bekerja menjaga toko. “Kerja di sini bisa gajian rutin buat kebutuhan anak sekolah,” katanya.

Selama ini, upah yang dia dapatkan untuk memenuhi kebutuhan dua anaknya yang masih duduk di bangku sekolah. Saat mengunjungi Persemaian Mentawir, Februari lalu, Presiden Joko Widodo mengatakan, persemaian tersebut dibangun pemerintah untuk mendukung penghijauan kembali kawasan IKN serta Pulau Kalimantan. Persemaian Mentawir juga merupakan wujud dimulainya komitmen pemerintah Indonesia terhadap lingkungan.

“Ini konsep besarnya, komitmen kita terhadap lingkungan itu dimulai dari sini,” kata Presiden. Joko Widodo melanjutkan, bibit yang ditanam juga akan fokus pada tanaman-tanaman endemik Kalimantan dan beberapa pohon yang mulai langka di Kalimantan.

“Sehingga kawasan Ibu Kota Nusantara yang sebelumnya adalah kawasan yang hanya monokultur satu tanaman, satu pohon yaitu eucalyptus, nanti akan diisi dengan tanaman-tanaman yang disemaikan di sini, yang dibibitkan di sini,” ungkapnya.



Pos terkait