Perusahaan Perkebunan Bantah Rambah Proyek Irigasi Desa Luwuk Bunter

ilustrasi penggusuran
Ilustrasi Penggusuran (net)

SAMPIT, radarsampit.com – Perusahaan perkebunan PT Borneo Sawit Persada (BSP) membantah merambah kawasan proyek pemerintah berupa saluran irigasi di Desa Luwuk Bunter, Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotawaringin Timur. Di sisi lain, penggarapan yang dilakukan untuk kebun plasma masyarakat.

”Itu lokasi lahan koperasi plasma PT BSP dan tidak ada penggarapan atau penggusuran saluran irigasi di areal tersebut,” Eni Ekowati, manajemen PT BSP, Senin (19/6).

Bacaan Lainnya

Eni menegaskan, pihaknya tidak menggarap sampai lahan di dalam irigasi masyarakat Desa Luwuk Bunter yang sudah menjadi areal kebun karet dan kelapa sawit tersebut.

”Penjelasan dari pihak koperasi plasma, alat berat betul menggarap lahan untuk plasma, namun tidak sampai merusak saluran irigasi. Kebenarannya biar dilihat sama-sama tim pemda yang meninjau lapangan,” ujarnya.

Baca Juga :  PARAH!!! Dana BLT Covid-19 Dipakai Oknum Kades untuk Hura-Hura

Sementara itu, tim Pemkab Kotim turun melakukan cek lapangan di bawah komando Bagian Ekonomi dan Sumber Daya Alam (SDA) Setda Kotim. Tim tersebut akan mengecek areal mana saja yang sudah digarap perusahaan.

”Hari ini kami turun ke lokasi untuk mengecek informasi yang disampaikan kepada kami. Nanti akan diambil koordinatnya, apakah memang itu masuk dalam (proyek) irigasi atau tidak,” ujar Kabag SDA Setda Kotim Rudi Kamislam.

Rudi menuturkan, pihaknya turun ke lokasi bersama dengan perangkat daerah lainnya termasuk Camat Cempaga, Kepala Desa Luwuk Bunter pihak perusahaan dan kelompok warga yang saat ini lahannya habis digarap oleh alat berat perusahaan tersebut

Penelusuran radarsampit.com lahan yang digarap tersebut masuk kawasan irigasi yang disebut sekunder lima. Proyek itu dikerjakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2011 lalu. Hampir setiap tahun anggaran untuk jaringan irigasi mendapat kucuran dana. Terakhir, pada 2023 digelontorkan sekitar Rp1,4 miliar untuk pemeliharaan dan pembersihan irigasi.

Mencuatnya dugaan perambahan kawasan irigasi itu sejak sejumlah warga yang memiliki lahan dalam jaringan irigasi digarap alat berat. Mereka keberatan hingga akhirnya melapor ke Pemkab Kotim. Informasinya, alat berat perusahaan masih bekerja dan dijaga sekelompok orang. (ang/ign)



Pos terkait