Pesan Darurat dari Rakyat, Asap Kian Menyiksa, Ruang Hidup Sehat Terampas

ilustrasi SOS
ilustrasi SOS

Perpanjangan status tersebut disepakati dalam rapat evaluasi status tanggap darurat di Kantor BPBD Kotim, Senin (2/10), yang dihadiri sejumlah instansi terkait. Selama kurang lebih dua jam, Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Kotim Rihel memimpin jalannya rapat, didampingi Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam.

Multazam mengungkapkan, selama tiga hari berturut-turut, tim pemadam berjuang ekstra keras menangani kebakaran lahan yang terjadi di Gang Tambulihan. Hal itu disebabkan ada tanaman kalalawit yang merambat, sehingga ketika proses pemadaman dilakukan, air tidak langsung meresap sampai permukaan tanah. Api sulit dipadamkan sampai ke akar gambut.

Bacaan Lainnya

”Api aktif kembali muncul, apalagi ditambah bantuan pergerakan angin, dapat mengakibatkan kebakaran lahan yang terjadi semakin meluas. Penanganan tidak hanya dari tim darat, tetapi juga dibantu tim udara menggunakan helikopter water bombing,” kata Multazam.

Baca Juga :  Palangka Raya Digempur Karhutla, Kelurahan Menteng Mendominasi Titik Kejadian

Multazam mengungkapkan, selama diaktifkannya status siaga yang kemudian ditingkatkan menjadi tanggap darurat, terdapat 279 titik lokasi kebakaran. Sebanyak 225 titik lokasi di antaranya ditangani tim gabungan pemadam karhutla.

Lahan yang terbakar paling banyak terjadi di wilayah selatan seluas 448.322 hektare atau 66,95 persen dan wilayah tengah 221.337 hektare atau 33 persen. Totalnya mencapai 669.659 hektare.

Terkait parahnya asap kemarin, Indeks Pencemaran Udara (ISPU) mencatat angka 1.136 PM 2,5 atau berada dalam kategori berbahaya dihirup manusia. Titik panas yang terpantau sebanyak 656 titik, terbanyak ketiga di Kalteng.

”Munculnya kabut asap ini terjadi di banyak titik dengan tingkat keparahan dan luasan lahan yang terbakar bervariasi. Itu terjadi intens setiap hari sejak Jumat minggu lalu. Kasus kebakaran lahan yang terjadi mengakibatkan tidak semua mampu dipadamkan, karena harus dikerjakan mendahulukan tingkat bahayanya. Paling prioritas kami tangani apabila api sudah mendekati bangunan permukiman warga. Kami tidak bisa mengurangi asap. Yang dapat kami lakukan memberi batas aman dengan melakukan block agar api tidak semakin meluas,” katanya.



Pos terkait