SAMPIT, radarsampit.com – Politeknik Sampit bekerjasama dengan Politeknik Negeri Banjarmasin dan Politeknik Tanah Laut menggelar Pameran Pendidikan Vokasi Talent and Job Fair di Atrium Citimal Sampit.
Kegiatan yang digelar selama dua hari, 15-16 Juni 2024 diikuti sebanyak 17 peserta dari Politeknik Sampit, Politeknik Negeri Banjarmasin, Politeknik Negeri Tanah Laut, Politeknik Seruyan, Politeknik Negeri Ketapang.
Selain itu ada peserta dari SMK Teknologi Kotawaringin, SMK Muhammadiyah Sampit, SMK Bhakti Mulia Sampit, SMK Negeri 1 Mentaya Hilir Selatan, SMK Negeri 1 Cempaga, SMK Negeri 2 Sampit, SMK Negeri 3 Sampit dan SMK Negeri 4 Sampit.
Serta dua Lembaga Pendidikan Profesional (LPP) Quantum Sampit dan LPP Starcom dan CV Widya Graha Pratama serta CV Brasma Bersama Sampit.
“Pemeran vokasi ini kami selenggarakan untuk mensinergikan dunia pendidikan dan dunia industri dengan menampilkan berbagai macam inovasi,” kata Lilis Indriani, Wakil Direktur I Politeknik Sampit Lilis Indriani yang juga sebagai Perwakilan Konsorsium Program Fasilitas Kalselteng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sabtu (15/6/2024).
“Kegiatan ini juga merupakan fasilitas kemitraan yang terintegrasi dengan Kemmenterian Pendidikan dan Kebudayaan melalui mitra studi,” tambahnya.
Pameran Vokasi juga dimeriahkan dengan talent fair yaitu lomba publik speaking inovasi yang diikuti semua stand peserta dan lomba stand tervokasi serta job fair dengan mengadakan pelatihan singkat untuk mendapatkan kerja dari industri.
“Kami juga melaksanakan MoU dengan semua peserta sebagai bentuk kerjasama pelatihan dan magang dengan masa kerjasama selama tiga tahun. Kerjasama ini kami harapkan dapat terbentuknya ekosistem yang baik antara dunia pendidikan dan industri,” katanya.
Ketua Yayasan Mentaya Bina Bangsa yang menaungi Politeknik Sampit Roy Buana menambahkan melalui kegiatan pameran vokasi ini diharapkan dapat mengenalkan pendidikan vokasi kepada masyarakat secara luas.
“Kita ketahui bahwa lulusan SMK dan Politeknik banyak yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja sehingga karena ketidaksesuaian itu menimbulkan beberapa lulusan SMK yang sebenarnya sudah siap kerja malah menjadi pengangguran karena belum selaras dengan kebutuhan dunia industri,” kata Roy Buana.